Mohon tunggu...
Nicholas Keenan Karahayon
Nicholas Keenan Karahayon Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Murid SMA Kolese Kanisius

saya suka bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Toleransi antar Umat Beragama melalui Ekskursi

22 November 2024   09:22 Diperbarui: 24 November 2024   22:28 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 

Pilar Keharmonisan dalam Keberagaman

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan keberagaman agama dan kepercayaan, mencerminkan semboyan nasional Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti "Berbeda-beda tetapi tetap satu." Enam agama resmi diakui oleh negara, yaitu Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu, di samping berbagai kepercayaan lokal yang juga mendapatkan pengakuan hukum. Keberagaman ini tidak hanya mencerminkan warisan sejarah panjang Indonesia sebagai jalur persilangan budaya, tetapi juga menuntut masyarakat untuk terus memperkuat toleransi dan rasa saling menghormati. Meskipun tantangan dalam menjaga harmoni antarumat beragama masih ada, semangat gotong royong dan nilai kebangsaan menjadi landasan utama untuk mewujudkan kehidupan yang damai dan inklusif.

Negara kita ini dikenal sebagai sebagai negeri yang kaya akan keberagaman agama dan budaya. Dalam lingkungan seperti ini, toleransi menjadi pilar utama keharmonisan.  Tanpa adanya Toleransi, Lingkungan yang aman akan berubah menjadi konflik yang dapat merusak bangsa kita. Maka dari itu, Toleransi menjadi budaya yang wajib kita terapkan dan jalankan bersama sebagai Warga NKRI. 

Penghormatan terhadap Keyakinan Lain

Kolese Kanisius menjadi Sekolah yang menerapkan Arti Toleransi bagi seluruh Murid nya, Sehingga Kolese Kanisius memiliki program yang bernama Ekskursi yaitu Program Mendatangi Pesantren Pesantren di Indonesia terutama di pulau Jawa karena Kolese Kanisius sendiri Berbasis di Jakarta. Program ini berjalan selama 3 Hari  yang dimana seluruh murid Kolese Kanisius akan hidup bersama para santri santri selama 3 hari efektif untuk mengetahui kehidupan para santri selama di pesantren tersebut.

Kami sebagai Murid murid di Kanisius sangat terbuka dengan berbagai kepercayaan dan pendapat dari Masyarakat luar dan kami semangat untuk menjalankan Program ini. Terutama saya yang merupakan seorang Muslim dan belum pernah mendatangi sebuah Pesantren. Saya ingin mencari tahu apa yang dialami seorang santri di Pesantren dan saya ingin mengetahui apa saja yang dilakukan seorang santri di Pesantren. Oleh karena itu, Saya sebagai murid akan membagi pengalaman Kami selama menjalankan Ekskursi.

Pada hari pertama kami mendatangi sebuah pesantren di Tasikmalaya, Jawa Barat yaitu Pesantren Muhammadiyah Amanah dengan menggunakan Bis. Setelah kami sampai, Kami disambut oleh para santri dengan ramah lalu kami diantar ke ruang istirahat untuk menaruh barang, lalu kami lanjut berdinamika dengan mereka hingga larut malam, Banyak hal yang kami pelajari selama 3 Hari di pesantren, pada saat malam hari kami diajari untuk memakai sarung sesuai dengan Gaya santri, saya selama hidup saya selalu memakai sarung namun saya belum pernah melipat sarung ala Santri sehingga saya belajar memakai sarung dan berhasil dan juga saya senang karena lipatan sarung ala santri bagi saya lebih rapi daripada cara saya memakai sarung pada biasanya. 

Peran Pemimpin Agama dalam Merawat Perdamaian

Selama 3 Hari, saya mengamati para Kiai mengajari para santri dalam berdinamika sehari hari, Para Kiai dan Ustad memiliki pengaruh besar dalam membentuk sikap umatnya. Ketika para pemimpin ini mengedepankan pesan-pesan perdamaian dan cinta kasih, mereka menjadi panutan dalam membangun toleransi. Sebaliknya, Ajaran yang menyimpang dan bersifat memecah belah harus dihindari karena dapat merusak hubungan harmonis yang telah terbangun.

Seorang kiai memiliki peran besar dalam pesantren dalam bidang sebagai pemimpin, guru, maupun peran spiritual. Sebagai pemimpin, kiai bertanggung jawab mengatur pesantren, termasuk menentukan kurikulum, arah pendidikan, dan tata tertib. Dalam perannya sebagai pendidik, kiai memberikan pengajaran agama Islam, seperti ajaran Al-Qur'an, hadis, fikih, dan tasawuf, sambil menanamkan nilai-nilai moral dan akhlak mulia kepada santri. Selain itu, kiai juga berfungsi sebagai figur panutan yang dihormati, membimbing santri dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Lebih dari itu, kiai sering menjadi tokoh masyarakat yang dihormati di luar lingkungan pesantren, berperan dalam menyelesaikan persoalan sosial dan menjaga kedamaian di tengah keragaman komunitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun