Memasuki Desember ini, setiap sekolah mulai dari jenjang SD hingga SMA dan sederajatnya, mulai melaksanakan Penilaian Akhir Semester tahun pelajaran 2019/2020. Adapun waktu pelaksanaannya disesuaikan dengan kebijakan masing-masing sekolah. Kebijakan tersebut berupa waktu pelaksanaaan, teknis, dan media yang digunakan siswa saat mengikuti penilaian tersebut.
Seturut dengan hal tersebut, SMA N 1 Padalarang memulai pelaksanaan PAS pada Selasa-Senin, 3-9 Desember. Adapun mengenai teknisnya, siswa kelas 12 melaksanakan PAS dengan berbasis CBT (Computer Based Test) di enam ruang laboratorium komputer dan dibagi ke dalam dua sesi.Â
Sesi pertama untuk enam kelas dimulai pada 07.30-12.00 plus istirahat dan sesi kedua untuk enam kelas berikutnya lagi dimulai pada 12.45-17.00 plus istirahat juga. Masing-masing ruang labkom diawasi oleh satu orang proktor. Dan, untuk mata pelajaran yang diujikan dalam sehari yaitu tiga sampai empat mata pelajaran.
Tujuan dari pelaksanaan bermedia CBT ini, untuk membiasakan para siswa saat menempuh USBN dan UNBK pada April mendatang.
"Tujuan kami  menggunakan media ini adalah sebagai pembiasaan bagi siswa kelas 12  dalam menempuh USBN dan UNBK tahun mendatang. Dan pelaksanakan PAS berbasis komputer untuk kelas 12 ini, sudah merupakan tahun kedua bagi sekolah kami. Mudah-mudahan ke depannya, kelas 10 dan 11 pun mengikuti jejak yang sama," jelas Engkus Kusnadi, Kepala SMA N 1 Padalarang di ruang kerjanya.
Sementara untuk kelas 10 dan 11, pelaksanaannya mulai 07.30-13.00 plus istirahat dengan  menggunakan ruang kelas belajar sejumlah 24 ruangan. Khusus untuk siswa dua angkatan ini, pelaksanaannya digabungkan dalam satu ruangan yang terdiri atas 17-18 siswa kelas 10 dan 16-17 siswa kelas 11.  Kemudian, media yang digunakan oleh siswa kelas 10 dan 11 ini masih berbasis kertas dan pensil/pulpen atom.
Paperless
SMA N 1 Padalarang, baru saja beroleh gelar sebagai Sekolah Rintisan Adiwiyata pada Oktober yang lalu dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung Barat.Â
Sebagai sekolah Rintisan Adiwiyata, berbagai program yang berhubungan dengan peduli lingkungan di  sekolah dan sekitarnya,  telah dan sedang dilakukan.Â
Mulai dari pembenahan sarana dan prasarana,  sosialisasi intern kepada seluruh warga sekolah, masyarakat sekitarnya, penilaian dari tim DLH setempat, hingga  melaksanakan studi banding ke sekolah lain (SMA N 1 Kalasan, Sleman, Yogyakarta) yang telah berpredikat Sekolah Adiwiyata tingkat Nasional 2018. Selain itu, berbagai program yang mendukung kegiatan Adiwiyata ini, sampai hari ini masih tetap diikhtiarkan. Salah satunya adalah pelaksanaan PAS ini.
Bila merujuk pada tahun-tahun ke belakang, sekolah yang memiliki 36 Â rombongan belajar dan masing-masing kelas dihuni oleh kurang lebih 36 siswa, ketika dalam melaksanakan ujian, baik itu PTS, PAS, dan PAT yang masih berbasis kertas dan pensil/pulpen atom.
Maka kertas yang dibutuhkan untuk pembuatan soal, lembar jawaban, dan sebagainya, dibutuhkan kurang lebih 210 rim. Berarti sekolah ini sedikit banyaknya sudah mendukung program Paperless meskipun belum menyeluruh, karena kelas 10 dan 11 masih menggunakan media ini.Â
Dengan demikian, program Paperless ini sudah terasa kebermanfaatannya dalam mengurangi  jumlah kertas yang dipakai sekira 35%.
Untuk ke depan, diharapkan program Paperless ini dapat diberlakukan secara masif untuk semua angkatan di sekolah ini dan predikat Sekolah Adiwiyata bukanlah sebatas mimpi. Tentunya, dukungan dari berbagai pihak sangat dinantikan.
Wallahualam bissawab
Baloper, 7/12
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H