Kisah lampau nan piluÂ
Sisakan lara yang masih menancap
Dalam kalbu
Hingga kiniÂ
Tiada bermaksud menyimpan lara mendalam
Tiada daya melupakan
Perih yang ditabur
Berupaya untuk memaafkanÂ
Namun belum tentu melupakan
Berpatah kata diucapkan
Kerlingan sinis tajam disuguhkan
Berpuluh-puluh lembar surat dilayangkan
Berisi alpa yang tak kulakukan
Tak tahu dirimu siapa
Tak tahu aku mengapa
Akrab denganmu pun, tidak
Berbagi kisah antara kita pun, tak pernah
Beriringan sejalan seia sekata, bilakah itu
Coba bertanya pada alam
Tak ada jawaban
Siapa dirimu
Dari mana asalmu
Ada apa denganku
Apa yang diinginkan dariku
Lebur, senyap, tak bermakna
Seringai tajam kau hunuskan
Lebih dari seribu purnama
Tanpa pernah bertanya
Alpaku dimana
Bersyukur, waktuNya pun tiba
Tanpa kata tanpa ucap
Yang memang ku tak ingin pahatkan di dinding keangkuhanÂ
Seorang pecundang sepertimu
Kukubur luka yang dalam
Biar tak berbekas di masa depan
Yang masih terbentang luas di hadapan
Untuk kembali merajut asa yang dipendam
Sukabumi, 28122017
nianyayusuf, Â Guru SMA N 1 Padalarang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H