Mohon tunggu...
Shenianiania
Shenianiania Mohon Tunggu... -

aku gak mau ribet dan tertarik untuk melakukan berbagai hal yang simple seperti menuliskan apa yang ada di pikiran ku.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tuan Penulis Membongkar Rahasia Nash

26 Februari 2016   12:35 Diperbarui: 26 Februari 2016   12:49 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“………”

 

stop.. stop” pekik nash tiba-tiba. Nada suaranya sedikit tinggi

maafkan aku… bisa kah kita melewati chapter ini dulu tuan penulis…?! aku mohon” diujung kalimat nya suara nash terdengar pelan dan bergelombang menahan tangis

kenapa lagi nash?” tanya tuan penulis pelan. Kepalanya dimiringkan sedikit dan matanya mencari tahu jawaban dengan mencoba menghubungkan pandangan mata dengan nash namun tidak berhasil karena nash mengelak bertatapan. nash semakin menundukan kepala ia tidak ingin tuan penulis melihat butiran air bening menetes di sudut matanya.

deadline novel ini tinggal sedikit lagi nash, bahkan bab terakhir sudah aku edit kemarin.. dan kamu tahu nash… chapter ini tidak bisa diloncati terus..” rayu tuan penulis lembut

ya aku tahu… tinggal chapter ini saja untuk merampungkan novel mu..” kepala nash masih menunduk, kini jari-jari di kedua tangannya malah ditempelkan ke sudut mata kanan dan kiri nya. ia hendak mencegah butiran mata itu jatuh melalui pipi chubby nya.

yaa.. lalu..?!” tanya tuan penulis nada suara nya terdengar lebih tegas

hhhmmm…. Bisakah judul bab ini dirubah… jangan berjudul “ungkapan cinta nash” tolong ganti tuan penulis… atau lebih baik rubah saja ceritanya…. Atau di bagian ini peran aku digantikan oleh orang lain..” ujar nash manja. Kini ia berani mengangkat wajahnya dan membawa matanya untuk menatap tuan penulis. mata mereka bertautan.

hahaha… nash.. nash…” tuan penulis tidak bisa menahan tawanya ketika menangkap mimik muka nash meski seperti sedih tapi tetap terlihat lucu, wajah bulat dengan pipi penuh lalu sorot mata sendu yang berlinang airmata

Nash heran dengan tingkah tuan penulisnya itu yang malah mentertawakan dirinya. Kepala dimundurkan sedikit, dahinya mengkerut sehinggal jarak kedua alisnya menjadi dekat, mulutnya dibuat cemberut, matanya menatap tajam.

Menyadari perubahan pada wajah nash, kini tuan penulis menahan tawanya tetapi bibirnya masih tersenyum, ia berpikir kalimat apa yang harus ia katakan pada nash yang kini sedang marah padanya.

emmh… nash… aku tau.. sepertinya kamu sedang jatuh cinta..” ucap tuan penulis hati-hati.

Wajah nash kini menjadi merah, entah karena menahan malu atau karena marah pada tuan penulis.

tuan penulis… maaf ya.. memang nya kamu tuhan… sehingga mengetahui segala nya…” nash berkata sinis, matanya mendelik, lalu nash membalikan badan nya membelakangi tuan penulis. “meski aku hanya karakter yang kamu hidupkan di beberapa cerita fiksimu.. “

satu-satunya karakter favorit ku nash” potong tuan penulis cepat 

Nash menoleh “tapi tuan tidak akan mungkin mengetahui segalanya tentang aku ..terlebih tentang pikiran dan rasaku…” lanjut nash lagi. sungguh nash tidak ingin satupun orang lain tahu tentang isi otak dan rasa hatinya. 

Tuan penulis hampir saja mau tergelak tapi ia memahami perasaan nash yang tengah sensitive dan dengan terpaksa ia menahan lagi tawanya lalu mengatur suara nya agar terdengar tidak sok tahu dan tidak menggurui,… “aku bukan Tuhan yang mengetahui segala nya, aku hanya penulis biasa yang ngefans pada seorang karakter yang aku ciptakan sendiri… kamu nash. aku hafal gerak-gerikmu, aku mengerti bahasa tubuhmu, aku tahu kebiasaan mu.. aku menangkap ada pancaran jatuh cinta di wajahmu.. aku pernah melihat wajah sendumu yang penuh kerinduan… dan aku sering mendengar kamu berulang-ulang menyetel lagu sahabat jadi cinta versi mike mohede….” Seloroh tuan penulis panjang lebar pada nash yang hidup di dalam laptopnya.

Nash perlahan membalikan badan nya kembali, ia kesal pada kata terakhir dari kalimat yang baru saja tuan penulis ucapkan. Nash merasa laki-laki berumur 40 tahunan itu memata-matainya sampai mengetahui apa lagu yang sering ia putar. lalu matanya mengarah pada tuan penulis, tatapan nya tajam, sedetik kemudian nash bertolak pinggang.. wajahnya dipasang cemberut. Membuat tuan penulis teringat pada tinkerbell tokoh kartun yang apabila sedang marah persis  seperti nash saat ini.

aku tidak sedang jatuh cinta” kalimat nash dibuat datar dan tegas, ia masih berusaha menutupinya.

meski bibirku terus berkata tidak… mataku trus pancarkan sinarnya…” satu bait penggalan lagu yang dinyanyikan group band zigaz ini sengaja disenandungkan tuan penulis untuk mengabarkan pada perempuan mungil di depan nya bahwa mata nash pun memancarkan sinar jatuh cinta.

Lagu yang dinyanyikan tuan penulis itu mendadak membuat nash berlari mendekat, riak mukanya tampak kaget, matanya agak melotot, pipi gembilnya memerah lalu tangannya di kepal dan memukulkan kepalan tinjunya itu beberapa kali pada layar bagian dalam dari laptop milik tuan penulis.

Tuan penulis merasa bersalah karena tanpa basa basi sudah mengemukakan apa yang sebenarnya ingin nash rahasiakan, ia lalu mengusapkan jari jempolnya tepat di titik nash berada…

maafkan aku nash.. tidak sepantasnya aku mengatakan rasa hatimu yang sebenarnya ingin kamu rahasiakan pada otak mu sendiri” ucap tuan penulis pelan sembari terus mengusap layar laptopnya..

Nash menelengkupkan tangan nya dan dijadikan alas untuk wajahnya menunduk.. nash tak kuasa menahan tangis…

maafkan aku nash” tuan penulis merasa bersalah karena telah mempermalukan nash

tidak perlu meminta maaf tuan penulis.. rasaku yang salah..” ucap nash parau karena diselingi dengan isakan nya

“rasa mu tidak salah nash.. rasa itu anugerah, tidak bisa dipaksa untuk berhenti atau dilanjutkan… kita hanya harus memanagenya.. mengatur nya agar rasa mu itu sesuai dengan porsi yang diinginkan” jawab tuan penulis bijak

dia sahabatku tuan penulis… bila ia mengetahuinya dan lalu tidak berkenan aku takut bila harus kehilangan sahabatku..” tangisan nash semakin deras

entah apa yang akan terjadi nanti, mengungkapkan rasa itu akan membuatmu lebih nyaman.. Jika ia tidak ingin menjadi kekasihmu… bila ia benar-benar sahabat sejati ia juga tidak akan mau kehilangan kamu sebagai sahabatnya… ia pasti akan membantu mengatur rasamu nash..” tuan penulis panjang lebar menasehati nash

Beberapa detik nash terdiam  meresapi nasehat tuan penulis, kini perempuan berambut sedikit bergelombang itu sudah mau menampakan wajahnya, meski pipinya kini basah tapi sinar keceriaan mulai muncul di matanya.

lalu.. bagaimana cara aku untuk mengatakan nya?” tanya nash berbisik 

hahaha… jika kamu meminta pertolongan pada ku, maka aku sebagai penulis yang bijak akan membantumu untuk mengungkapkan nya” ujar tuan penulis membanggakan diri campur bahagia karena melihat nash yang berangsur ceria.

yaaa… tapi penulis bijak tidak akan memaksakan karakternya untuk mengucapkan kata-kata cinta pada orang yang tidak ingin dicintai karakter tersebut… meski itu hanya didalam novel mu sekalipun” jawab nash sedikit merajuk. “apakah tuan tidak mengerti.. memaksakan cinta pada seseorang yang tidak ingin dicintai itu membuat tidak nyaman….

 "Hahaha biarkan saja dulu novel itu, lebih penting rasa mu dulu nash.."  tuan penulis menyandarkan punggung nya pada kursi tempat ia duduk, tangan nya dilipat didepan dada dan sorot matanya serius menatap nash.

Lalu bagaimana sahabatmu itu? Apakah dia ingin kamu mencintainya sebagai kekasih?" lanjut tuan penulis

entah mengapa Nash merasa geli dengan pertanyaan itu… kepalanya digeleng-gelengkan, bola matanya membesar memancarkan keceriaan, hidungnya mengembang,  bibirnya tersenyum lebar, dengan sedikit tertawa ia berkata

“hahaha…. entahlah..”

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun