Menyadari perubahan pada wajah nash, kini tuan penulis menahan tawanya tetapi bibirnya masih tersenyum, ia berpikir kalimat apa yang harus ia katakan pada nash yang kini sedang marah padanya.
“emmh… nash… aku tau.. sepertinya kamu sedang jatuh cinta..” ucap tuan penulis hati-hati.
Wajah nash kini menjadi merah, entah karena menahan malu atau karena marah pada tuan penulis.
“tuan penulis… maaf ya.. memang nya kamu tuhan… sehingga mengetahui segala nya…” nash berkata sinis, matanya mendelik, lalu nash membalikan badan nya membelakangi tuan penulis. “meski aku hanya karakter yang kamu hidupkan di beberapa cerita fiksimu.. “
“satu-satunya karakter favorit ku nash” potong tuan penulis cepat
Nash menoleh “tapi tuan tidak akan mungkin mengetahui segalanya tentang aku ..terlebih tentang pikiran dan rasaku…” lanjut nash lagi. sungguh nash tidak ingin satupun orang lain tahu tentang isi otak dan rasa hatinya.
Tuan penulis hampir saja mau tergelak tapi ia memahami perasaan nash yang tengah sensitive dan dengan terpaksa ia menahan lagi tawanya lalu mengatur suara nya agar terdengar tidak sok tahu dan tidak menggurui,… “aku bukan Tuhan yang mengetahui segala nya, aku hanya penulis biasa yang ngefans pada seorang karakter yang aku ciptakan sendiri… kamu nash. aku hafal gerak-gerikmu, aku mengerti bahasa tubuhmu, aku tahu kebiasaan mu.. aku menangkap ada pancaran jatuh cinta di wajahmu.. aku pernah melihat wajah sendumu yang penuh kerinduan… dan aku sering mendengar kamu berulang-ulang menyetel lagu sahabat jadi cinta versi mike mohede….” Seloroh tuan penulis panjang lebar pada nash yang hidup di dalam laptopnya.
Nash perlahan membalikan badan nya kembali, ia kesal pada kata terakhir dari kalimat yang baru saja tuan penulis ucapkan. Nash merasa laki-laki berumur 40 tahunan itu memata-matainya sampai mengetahui apa lagu yang sering ia putar. lalu matanya mengarah pada tuan penulis, tatapan nya tajam, sedetik kemudian nash bertolak pinggang.. wajahnya dipasang cemberut. Membuat tuan penulis teringat pada tinkerbell tokoh kartun yang apabila sedang marah persis seperti nash saat ini.
“aku tidak sedang jatuh cinta” kalimat nash dibuat datar dan tegas, ia masih berusaha menutupinya.
“meski bibirku terus berkata tidak… mataku trus pancarkan sinarnya…” satu bait penggalan lagu yang dinyanyikan group band zigaz ini sengaja disenandungkan tuan penulis untuk mengabarkan pada perempuan mungil di depan nya bahwa mata nash pun memancarkan sinar jatuh cinta.
Lagu yang dinyanyikan tuan penulis itu mendadak membuat nash berlari mendekat, riak mukanya tampak kaget, matanya agak melotot, pipi gembilnya memerah lalu tangannya di kepal dan memukulkan kepalan tinjunya itu beberapa kali pada layar bagian dalam dari laptop milik tuan penulis.