Mohon tunggu...
Nia Putri Angelina
Nia Putri Angelina Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

In a world where you can be anything, be kind.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengapa Diabaikan Bisa Sangat Terasa Menyakitkan?

1 November 2024   21:17 Diperbarui: 3 November 2024   10:22 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar: https://www.instagram.com/niangelina/

Kecemasan: Diabaikan dapat menimbulkan kecemasan, karena individu bertanya-tanya tentang alasan di balik keheningan yang dirasakan. Mereka mungkin khawatir tentang potensi konflik, kesalahpahaman, atau persepsi negatif terhadap mereka.

Kemarahan atau Frustrasi: Beberapa orang mungkin mengartikan diabaikan sebagai tanda tidak hormat atau ketidakpedulian, yang berujung pada kemarahan atau frustrasi. Hal ini khususnya berlaku jika orang tersebut yakin bahwa mereka pantas mendapatkan perhatian atau tanggapan.

Miskomunikasi atau Kurangnya Kejelasan: Orang mungkin mengartikan diabaikannya seseorang sebagai akibat dari miskomunikasi atau kurangnya harapan yang jelas. Mereka mungkin berasumsi bahwa orang lain tidak menerima atau memahami pesan mereka, yang menyebabkan perasaan bingung.

Dinamika Kekuasaan: Dalam situasi tertentu, perasaan diabaikan dapat diartikan sebagai unjuk kekuatan atau kendali. Misalnya, seseorang mungkin sengaja mengabaikan orang lain dalam hubungan interpersonal untuk mendapatkan kendali atau keunggulan.

Faktor Budaya dan Sosial: Norma budaya dan konteks sosial dapat memengaruhi cara seseorang menafsirkan pengabaian. Dalam beberapa budaya, komunikasi langsung mungkin kurang umum, yang mengarah pada ekspektasi yang berbeda terkait responsivitas.

Asumsi tentang Maksud: Orang sering membuat asumsi tentang maksud di balik pengabaian. Mereka mungkin berasumsi bahwa orang lain sengaja menghindari mereka, meskipun mungkin ada penjelasan lain, seperti sedang sibuk.

Mengutip dari Williams, terkadang orang menganggap diabaikan karena mereka percaya bahwa mereka tidak cukup penting untuk diperhatikan, seperti perbedaan status sosial yang cukup besar antara mereka dan orang yang mengabaikan mereka. 

Hal ini masuk akal karena pendapat umum menyatakan bahwa berdebat dengan seseorang merupakan tugas yang membutuhkan usaha, setidaknya lebih dari sekadar mengabaikan seseorang. 

Oleh karena itu, orang yang diabaikan dapat menyimpulkan bahwa orang lain lebih suka melupakan persahabatan mereka daripada berusaha untuk mendamaikan perbedaan atau menjernihkan kesalahpahaman. Hal ini tentu saja akan menjadi pil pahit yang harus ditelan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun