Mohon tunggu...
Niamatul Munafiah
Niamatul Munafiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta

Memiliki hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Dilema UMKM Pengabdi Seblak: Antara Rasa dan Rugi, Analisis BVL Menjawab

11 Desember 2024   17:40 Diperbarui: 11 Desember 2024   20:20 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Produk Pengabdi Seblak (Sumber: IG @pengabdiseblakk)

Garfik Unit Impas Masing-Masing Produk (Sumber: Hasil Pengolahan Data)
Garfik Unit Impas Masing-Masing Produk (Sumber: Hasil Pengolahan Data)

Berdasarkan grafik di atas, diketahui bahwa Pengabdi Seblak telah berhasil menjual semua produknya di atas titik impas (BEP) masing-masing produk. Titik impas tersebut dihitung berdasarkan bauran penjualan dan analisis BVL. Dikarenakan Pengabdi Seblak menjual lebih dari satu produk (multiproduk) maka diperlukan penetapan bauran penjualan untuk mengonversi masalah multiproduk ke dalam format BVL. Nilai bauran penjualan pada Pengabdi Seblak berdasarkan unit penjualan adalah 16:5:12:8:10. Dengan mendefinisikan produk sebagai satu paket, maka permasalahan multriproduk telah dikonversi ke dalam suatu produk tunggal sehingga dapat diketahui nilai paket impas. Kemudian unit impas pada masing-masing produk dapat dihitung dengan mengalikan antara paket impas dengan bauran penjualan.

Berikut adalah implikasi analisis BVL dalam pengambilan keputusan berdasarkan uraian di atas:

  • Penentuan jumlah produksi: Dengan mengetahui BEP, Pengabdi Seblak dapat menentukan jumlah produksi yang optimal untuk menghindari kelebihan atau kekurangan produksi. Misalnya pada produk baso aci dengan unit impas paling rendah diantara yang lain, maka Pengabdi Seblak dapat memperkirakan jumlah baso aci yang diproduksi.
  • Promosi dan pemasaran: Pengabdi Seblak dapat mempromosikan lebih pada produk yang memiliki margin kontribusi lebih besar atau pada produk yang memiliki penjualan terendah. Misalnya pada produk baso aci yang memiliki nilai margin kontribusi tertinggi, tetapi justru memperoleh penjualan paling rendah.

Sumber data tersebut diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan kak Bernad selaku owner dari Pengabdi Seblak.

Kesimpulan:

Analisis BVL multproduk memberikan gambaran yang jelas tentang titik impas yang harus dijual oleh Pengabdi Seblak agar tetap bertahan dan berkembang. Dengan analisis BVL Multiproduk, Pengabdi Seblak dapat mengetahui titik impas pada masing-masing produknya, yaitu 432 porsi seblak, 135 baso aci, 324 porsi mie jebew, 216 porsi pangsit pedas, dan 270 porsi cireng kuah. Apabila dibandingkan dengan data penjualan, diketahui bahwa Pengabdi Seblak telah menjual semua produknya di atas titik impas. Hasil analisis BVL multiproduk tersebut dapat membantu Pengabdi Seblak dalam mengambil keputusan yang lebih terukur dan efektif sehingga dapat meningkatkan profitabilitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun