Perasaan menyesal selalu muncul pada anak yang ditinggalkan orangtua, merasa belum bisa membalas kebaikan orangtua. Padahal sampai kapanpun kita tidak bisa membalasnya.
Merasa punya banyak salah dan belum minta maaf, merasa menyesal atas perbuatan atau perkataan yang pernah di lakukan dan diucapkan.
Sebenarnya sampai kapanpun kita tidak akan siap dengan rasa kehilangan. Kita sudah terlanjur merasa melekat dengan orang-orang disekitar kita apalagi orangtua. Tidak ada orang yang siap ketika di tinggalkan orangtuanya.
Kita Bukan Pusat Dunia
Pernah kah kita merasa malu saat akan melakukan sesuatu, merasa takut dengan komentar orang lain. Padahal belum tentu orang lain memperhatika kita, kita bukan pusat dari alam semesta. Orang lain punya hal yang harus mereka kerjakan.
Pernah kah kita merasa sedih karena merasa kita tidak  diacuhkan saat bertemu orang lain, lalu berpikir apa kita berbuat salah dengan dia. Overthinking, padahal orang tersebut sedang banyak yang dipikirkan, ada masalah yang berisik di kepalanya. Tidak semua perilaku orang lain berhubungan dengan kita.
Mari Berani Mencoba
Baru dua bulan ini saya memberanikan diri menulis di kompasiana, butuh hampir 2 tahun akhirnya berani memulai. Merasa tulisannya belum terlalu bagus jadi tidak berani share tulisan di sini, melihat banyak tulisan kompasioner lain yang menarik, inspiratif, unik dan mengunakan bahasa yang baik.
Ternyata ketakutan saya terlalu berlebihan. Kalau suka menulis ya menulis saja, tidak perlu harus sempurna. Semuanya butuh proses, butuh dilakukan berulang-ulang, butuh konsistensi.Â
Tahun 2024 ini menjadi tahun yang cukup tenang dan stabil di banding tahun sebelumnya. Banyak pelajaran yang didapat dan ada beberapa hal yang baru saya sadari. Terima kasih 2024 , saya merasa lebih dewasa di banding saya berapa tahun silam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H