Pernikahan seharusnya bisa dirayakan sederhana. Ingat saat covid melanda, tidak boleh ada acara besar jadi orang-orang yang menikah pada tahun itu hanya melakukan pernikahan sederhana di KUA.
Hanya dua mempelai dan keluarga inti saja yang datang ke KUA, proses ijab kabul pun terjadi di kantor. Setelah itu selesai, misalkan ada syukuran, cukup dengan mengirim makanan atau orang kampung saya menyebutnya berkat kepada para tetangga.
Sesederhana dan semudah itu namun tetap sah di mata agama, negara dan masyarakat.
Perlu adanya kesadaran dari calon pengantin dan keluarga pengantin bahwa pernikahan tidak wajib mewah. Tidak perlu harus mengeluarkan uang sampai tiga digit yang habis hanya untuk acara sehari.
Tidak perlu takut di bicarakan orang lain di belakang sebab saat kita susah punya mereka belum tentu mau membantu kita.
Mari menormalisasi pernikahan sederhana, bila perlu kita menasehati para pasangan yang hendak menikah untuk tidak berhutang biaya pernikahan.
Pergunakan uang tersebut untuk masa depan , misalnya DP rumah, buka usaha, investasi dan hal lain yang lebih di butuhkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H