Mohon tunggu...
Niala cita
Niala cita Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - INFJ

Perempuan yang hobi mengamati sekitar, suka bercerita dan mendengarkan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Angka Perkawinan Menyusut Sebab Perkawinan Bukan Lagi Jadi Prioritas

6 November 2024   22:12 Diperbarui: 6 November 2024   22:14 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Studi kasus

Edi, lelaki usia 38 tahun pekerjaan supir namun sudah 3 bulan menganggur. Belum menikah karena minder tidak punya uang. Acara pernikahan biasanya di biayai oleh pihak laki-laki belum termasuk mahar dan seserahan pada mempelai perempuan.

Ayu, perempuan usia 39 tahun pekerjaan manager. Dari usia 25 tahun menjadi tulang punggung keluarga karena ayahnya meninggal. Sibuk bekerja untuk membiayai ibu dan adik-adiknya sekolah.

Perkawinan tidak sesederhana generasi boomers, saling suka lalu menikah. Generasi muda sekarang punya banyak pertimbangan untuk memutuskan perkawinan.

Menurut Guru besar  Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UNAIR yaitu Prof Dr Bagong Suyanto Drs. Msi. Penyebab menurunnya angka Perkawinan karena perempuan saat ini telah memiliki peluang mengembangkan potensi dirinya.

Perkawinan dianggap akan mengerus dan menghambat pencapaian perempuan. Setelah menikah perempuan akan dibebani banyak kewajiban, melayani suami, hamil, melahirkan dan menyusui. Sedangkan timbal balik dari pasangan belum tentu sesuai ekspektasi.

Selain itu menurunnya angka Perkawinan juga dapat disebabkan

1. Mental yang belum siap

Kurangnya kemampuan seseorang untuk menghadapi tekanan hidup normal pada berbagai situasi kehidupan. Faktor itu membuat rasa takut lebih besar sebab terbayang tentang masalah-masalah yang akan dihadapi nanti saat menikah.

2. Finansial yang belum mapan

Generasi muda sekarang banyak berprinsip mapan dulu baru menikah. Punya rumah, punya kendaraan dan pekerjaan tetap baru berani melamar gadis pujaan. Bukan tipe yang percaya nikah dulu nanti rejeki menyusul.

3. Pemikiran yang mulai modern

Beda generasi beda pemikiran. Pernikahan memang bukan jadi prioritas generasi muda jaman sekarang. Jika dengan sendiri mereka bisa bahagia dan menikmati hidup, menikah bukan jadi hal yang perlu disegerakan.

4. Married is scary 

Fenomena jahatnya pernikahan. Suami Kdrt, perselingkuhan, suami tidak memberi nafkah, ikut campur orangtua/mertua dan lain sebagainya. Berita-berita semacam itu sedikit banyak mempengaruhi pemikiran generasi muda untuk memutuskan menikah. 

Penurunan angka Perkawinan sebenarnya cukup kompleks, tiap individu punya jawaban yang berbeda kenapa dia memutuskan belum menikah tergantung dari masalah yang dia hadapi. Bukan hanya dari sisi perempuan namun laki-laki pun punya andil yang sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun