Mohon tunggu...
Niala cita
Niala cita Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - INFJ

Perempuan yang hobi mengamati sekitar, suka bercerita dan mendengarkan.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Cara Tepat Menyiapkan Anak Pertama Menyambut Adik Baru

7 Oktober 2024   08:12 Diperbarui: 11 Oktober 2024   09:03 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayah, ibu hamil dan anak pertama. (Sumber: honeyriko via kompas.com)

Kehadiran anggota baru menjadi hal yang menyenangkan dan di tunggu anggota keluarga. Tapi bagaimana dengan si anak pertama? Kehadiran adik baru bisa memicu kekhawatiran sebab ada saingan baru yng akan mendapatkan perhatian dari orang tua.

Kecemasan itu juga muncul dari sisi orangtua takut anak cemburu dan mempengaruhi mental anak. Saya memutuskan menambah momongan ketika anak pertama baru berusia 3 tahun.

 Walaupun saya tahu alangkah lebih bagusnya jika anak pertama sudah ada di usia 5 tahun. Namun karena faktor usia, ketika anak pertama belum genap 4 tahun dia sudah punya adik.

Saya berbicara dengan orang-orang terdekat keluarga untuk tidak mengeluarkan perkataan yang membuat si anak pertama cemburu. 

Misalnya " Wah mau punya adik, nanti ayah ibu lebih sayang adik yang masih lucu", "Nanti kalau punya adik nggak boleh cengeng ya, apa-apa harus bisa sendiri". Beri pengertian mereka agar ikut mendukung mental si anak pertama akan kehadiran adiknya.

Banyak persiapan yang bisa dilakukan orangtua kepada anak pertama untuk menyambut anggota baru,

1. Beri penjelasan sederhana 

Dari awal kehamilan, saya dan suami berkomitmen untuk terbuka pada anak pertama. Kita bercerita pada anak tentang bayi dan apa itu adik dengan bahasa yang dia mudah pahami.

2. Perkenalkan konsep kakak adik

Jelaskan dengan bercerita lewat buku apa itu kakak dan adik. Kebetulan saya punya buku cerita anak berjudul koksi kakak yang baik. Saya jelaskan adik adalah seseorang yang harus kita sayangi dan lindungi. Nanti adik akan jadi teman bermain kakak.

3. Libatkan dalam persiapan

Setiap jadwal kontrol di dokter kandungan, saya dan suami tidak lupa mengajak anak. Jika si adik di perut menendang, saya pun akan menunjukan ke anak pertama dan meminta dia mengelus perut saya. Bahkan meminta dia bercerita dengan adik bayi .

4. Bekerjasama dengan pasangan

Dari awal saya sudah bilang kepada suami, pulang kerja tetap harus menyapa si anak pertama. Pastikan anak tidak merasa disisihkan dan jadi prioritas yang kesekian. 

Saat nanti adik baru lahir, jika saya sibuk dengan bayi nanti ayahnya yang akan bermain dengan si kakak. Begitu juga sebaliknya.

5. Tetap beri perhatian 

Sebelum kelahiran adik baru, ketika membeli peralatan bayi jangan lupa  juga membeli hadiah untuk si kakak. Apa yang sedang dia mau dan butuhkan , bisa baju, alat tulis ataupun tas. 

Kita juga bisa meminta ibu mertua ,orangtua dan Tante atau bude untuk memberikan kado untuk anak pertama ketika nanti berkunjung menengok saya yang baru lahiran.

6. Beri si anak pengertian 

Beri sugesti positif dan pengertian ke anak bahwa adanya adik baru tidak akan mengurangi kasih sayang orang tua. Kita tetap mencintai dia seratus persen dan akan selalu ada ketika dia ingin bermain atau menemaninya belajar.

Walaupun banyak teori yang sudah di jalankan,pada prakteknya memang tidak mudah bagi anak menerima anggota baru. 

Ketika nanti si anak pertama menunjukan perasaan negatif kepada adik , kita beri dia ruang untuk mengekspresikan perasaannya. Kita dengarkan keluhannya , apa yang dia rasakan dan apa yang dia ingin kita sebagai orangtua lakukan.

Jangan lupa berikan pujian dan apresiasi ketika si anak berbuat baik dan sayang pada adiknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun