Mohon tunggu...
Nia Kurniawati
Nia Kurniawati Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.2

2 Maret 2023   20:24 Diperbarui: 2 Maret 2023   20:26 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.2

PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA

 

 

 

 

NIA KURNIAWATI,M.Pd.

CGP ANGKATAN 6 KABUPATEN CIANJUR

 

 

 

Tujuan 

 CGP mampu menghubungkan materi modul ini dengan modul-modul yang didapatkannya.

1. Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan 'Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya' dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.

Ekosistem merupakan sebuah tata interaksi antara makhluk hidup dan unsur yang tidak hidup dalam sebuah lingkungan. Sebuah ekosistem mencirikan satu pola hubungan yang saling menunjang pada sebuah teritorial atau lingkungan tertentu. Jika diibaratkan sebagai sebuah ekosistem, sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya. Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya adalah:

a. Murid

b. Kepala Sekolah

c. Guru

d. Staf/Tenaga Kependidikan

e. Pengawas Sekolah

f. Orang Tua

g. Masyarakat sekitar sekolah

h. Dinas terkait

i. Pemerintah Daerah

Selain faktor-faktor biotik yang sudah disebutkan, faktor-faktor abiotik yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di antaranya adalah:
a. Keuangan

b. Sarana dan prasarana

c. Lingkungan alam

Cara mengimplementasikannya yaitu dengan memanfaatkan atau memaksimalkan semua aset yang ada, diantaranya;

a. Mempraktikkan dialog berkelanjutan dan partisipasi anggota masyarakat, yaitu dengan perilaku yang menghargai keragaman dan mendorong dialog penduduk yang aktif, partisipasi dan kepemilikan masyarakat atas masa depan. Apabila kita aplikasikan ke sekolah bagaimana dialog berkelanjutan terjadi yang sekaligus mendorong perilaku yang menghargai keragaman antar warga sekolah demi masa depan murid-murid.

b. Menumbuhkan komitmen terhadap tempat, yaitu perilaku akan memperkuat koneksi warga baik komunitas, lingkungan, dan ekonomi lokal mereka. Cara pengimplementasian ke sekokolah yaitu bagaimana memperkuat komitmen warga sekolah untuk saling bergotong royong demi kemajuan murid-murid.

c. Membangun koneksi dan kolaborasi, yaitu perilaku yang mendorong perencanaan dan tindakan kolaboratif, jaringan dan hubungan yang kuat antara penduduk, organisasi, bisnis, dan komunitas. Cara pengaplikasian ke sekolah, maka sekolah harus mendorong perencanaan dan tindakan dilakukan secara kolaboratif. Hubungan dan jejaring antara warga sekolah, masyarakat sekitar, organisasi yang ada, dan aset lainnya juga harus terjalin. Membangun dan membina hubungan antara warga sekolah, seperti hubungan guru-guru, guru -- kepala sekolah, guru -- murid -- guru, guru -- staf sekolah -- guru, staf sekolah -- murid -- staf sekolah, ataupun kepala sekolah -- murid -- kepala sekolah menjadi sangat penting untuk membangun sekolah yang sehat dan inklusif.

d. Mengenal dirinya sendiri dan membangun aset yang ada, yaitu perilaku yang menemukan, memetakan, menghubungkan, dan memanfaatkan sumber daya seluruh komunitas yang ada. Sekolah harus dibangun dengan melihat pada kekuatan, potensi, dan tantangan. Kita harus bisa fokus pada pembangunan sumber daya yang tersedia, kapasitas yang kita miliki, serta kekuatan dan aspirasi yang sudah ada.

e. Membentuk masa depannya, yaitu perilaku yang memungkinkan visi komunitas bersama tentang masa depan, sebagaimana tercermin dalam tujuan praktis komunitas, rencana aksi, dan peringkat prioritas, ditambah dengan keinginan untuk tidak membahayakan kesejahteraan generasi mendatang. Sekolah menciptakan visi sebagai perwakilan dari cita-cita yang ingin diwujudkan pada murid-muridnya.

f. Bertindak dengan obsesi ide dan peluang, yaitu perilaku yang mendorong pencarian tanpa akhir untuk ide-ide baru dan tepat, kemungkinan pengembangan dan sumber daya internal dan eksternal. Dalam setiap unsur sekolah, pasti ada sesuatu yang berhasil. Dari pada menanyakan "Ada masalah apa?" dan "Bagaimana memperbaikinya?", lebih baik bertanya "Apa yang telah berhasil dilakukan?" dan "Bagaimana mengupayakannya sehingga lebih baik lagi?"

g. Merangkul perubahan dan bertanggung jawab, yaitu perilaku yang memperkuat kemampuan masyarakat untuk mengatasi perubahan dan pulih dari krisis, pola pikir yang berfokus pada optimisme, harapan, dan yakin bahwa 'kita bisa melakukannya'. Titik awal perubahan pada sekolah selalu pada perubahan pola pikir (mindset) dan sikap yang positif.

h. Menghasilkan kepemimpinan, yaitu perilaku yang terus-menerus memperluas dan memperbaharui kapasitas kepemimpinan masyarakat. Faktor utama dalam perubahan yang berkelanjutan di sekolah adalah kepemimpinan lokal dan pengembangan dan pembaharuan kepemimpinan itu secara terus menerus.

3. Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas.

Dengan memanfaatkan 7 aset dengan maksimal, tentunya hal ini akan membantu proses pembelajaran menjadi lebih berkulaitas,

a. Aset Manusia

Contohnya dengan pemanfaatan asset manusia, yaitu dengan cara berkolaborasi  baik itu dengan kepala sekolah, guru, murid bahkan orang tua siswa yang tergabung dalam paguyuban kelas. Menjadi guru yang kreatif, inovatif dan berpihak pada murid sehingga memberikan ruang kepada murid untuk berkembang.

b. Asset Fisik

Contohnya dengan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran dengan baik, maka akan membantu murid dalam memahami materi pelajaran.

c. Asset Politik

Contohnya, keterlibatan guru dalam menjalin kerja sama dengan berbagai pihak seperti dinas Pendidikan, koramil, polsek, puskesmas. Dimana asset politik ini bertujuan untuk melahirkan kebijakan-kebijakan yang berorientasi pada peningkatan kualitas pembelajaran yang berpihak pada murid.

d. Asset Finansial

Contohnya sekolah mampu mengelola dana BOS dengan skla prioritas, maka keuangan sekolah akan stabil, sekolah juga dapat mencari tambahan finansial lainnya dari kantin, koperasi dan sewa gedung sekolah.

e. Asset Sosial

Contohnya menjalin Kerjasama yang baik antara berbagai pihak seperti dinas Pendidikan, puskesmas, PGRI, KKG, untuk meningkatkan kualitas Pendidikan yang berpihak pada murid.

f. Aset alam dan Lingkungan

Contohnya memanfaatkan asset alam atau lingkungan sekitar dengan baik demi menunjang pembelajaran yang lebih baik dan berpihak pada murid.

g. Asset Agama dan Budaya

Contohnya mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan atau pembiasaan disekolah untuk mewujudkan karakter siswa yang lebih baik lagi.

3. Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul lainnya yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.

a. Modul 1.2 (NIlai dan Peran Guru Penggerak)

Dengan menerapkan nilai-nilai guru penggerak seperti; berpihak pada murid, inovatif, mandiri, kreatif, dan kolaboratif. Serta menerapkan peran guru penggerak yakni; menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, mendorong kolaborasi, menjadi coach bagi guru lain, dan mewujudkan kepemimpinan bagi murid.

Koneksi dengan modul 3.2

Seorang pendidik akan mampu untuk mengelola sumber daya yang ada disekolah dengan pendekatan berbasis asset sehingga akan mampu untuk mewujudkan Pendidikan yang berkualitas dan berpihak pada murid.

b. Modul 1.3 (Visi Guru Penggerak)

Mewujudkan visi sekolah dan melaksanakan perubahan maka diperlukan dukungan dari segala hal, sebagai alat untuk mencapai tujuan bersama.

Koneksi dengan modul 3.2

Dalam hal ini diperlukan peran pengelolaan sumber daya yang baik, ketika seorang guru mampu mengelola sumber daya dengan baik maka akan menjadi alat untuk membantu terwujudnya visi sekolah.

c. Modul 1.4 (Budaya Positif)

Budaya positif di sekolah akan mewujudkan lingkungna sekolah yang aman, nyaman, kondusif, sehingga menjadikan murid nyaman ketika belajar di sekolah.

Koneksi dengan modul 3.2

untuk menciptakan budaya positif di sekolah,a maka seorang guru harus mampu memanfaatkan asset biotik dan asset abiotic yang ada di sekolah.

d.  Modul 2.1 (Pembelajaran Diferensiasi)

Pentingnya pembelajaran diferensiasi untuk setiap murid dikarenakan kebutuhan dan kemampuan murid yang berbeda-beda.

Koneksi dengan modul 3.2

Kemampuan guru dalam menyajikan atau mempersiapkan pembelajaran diferensiasi baik itu diferensiasi proses, konten dan produk.

e.  Modul 2.2 (Pembelajaran Sosial Emosional)

Pengelolaan social emosional sangat diperlukan oleh seorang guru dalam mengelola asset atau sumber daya yang ada di sekolah.

Koneksi dengan modul 3.2

Dengan penguasaan PSE oleh seorang guru maka guru bisa menerapkan pembelajaran sosial emosional pada kegiatan pembelajaran sehingga murid lebih tenang, siap, dan Bahagia dalam mengikuti pembelajaran.

f.  Modul 2.3 (Coaching untuk Supervisi)

Proses coaching ini sangat diperlukan untuk menggali asset atau sumber daya yang ada disekolah.

Koneksi modul 3.2

Seorang guru harus mampu menerapkan proses coaching dalam penggalian asset dengan baik, maka asset-aset yang ada dapat dioptimalkan untuk menunjang pembelajaran yang berpihak pada murid.

g. Modul 3.1 (Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin)

Dalam pemanfaatkan sumber daya yang ada, maka diperlukan pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin, dengan melalui pertimbnagan 4 paradigma, 3 prinsif, dan 9 tahap pengujian pengambilan keputusan.

Koneksi dengan modul 3.2

Keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan , dengan demikian pengelolaan sumber daya akan tepat sasaran dan dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran yang berpihak pada murid

4. Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.

SEBELUM

Sebelum mempelajari modul 3.2, saya selalu berpikir berdasarkan masalah atau kekurangan yang ada tanpa melihat dari sisi positif atau kekuatan yang ada. Sehingga program yang saya buat tidak bisa berjalan dengan maksimal dan juga memerlukan waktu yang lama untuk merealisasikan program tersebut.

SETELAH

Setelah mempelajari modul 3.2 ini saya mencoba untuk berpikir berdasarkan kekuatan dengan melihat potensi atau sisi positif yang dimiliki oleh murid sehingga saya mampu mengoptimalkan sumber daya yang ada dilingkungan sekolah sebagai sarana penunjang keberhasilan pembelajaran yang berpihak pada murid.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun