SISTEMATIKA KREDIT SOLAR
Sopir datang ke SPBU yang ditunjuk Pemerintah à Menempelkan Kartu ID ke mesin “EDC” Kredit Solar à Petugas mengisi BBM à Selesai.
TANTANGAN SISTEM ANGKOT ELEKTRONIK & KREDIT SOLAR
- Biaya Pembangunan Sistem yang Tidak Murah
Untuk pengadaan sistem ini membutuhkan fasiitas mesin-mesin canggih dan pembangunan Stasiun Pemberhentian Angkot yang jumlahnya lebih dari satu di setiap trayek sehingga memerlukan biaya yang tidak murah.
- Perubahan Budaya
Secara tidak langsung sistem ini merubah kebiasaan masyarakat yang sebelumnya membayar angkot menggunakan uang tunai dituntut menggunakan instrumen non tunai (e-money). Ada dua kemungkinan, masyarakat akan beralih ke instrumen pembayaran non tunai bila sistem ini diterima atau masyarakat akan beralih ke transportasi lain jika sistem ini ditolak. Persepsi di masyarakat tentang tidak amannya transaksi non tunai juga menjadi tantangan untuk realisasi sistem ini.
KELEBIHAN SISTEM ANGKOT ELEKTRONIK & KREDIT SOLAR
Keuntungan untuk BI dan Penyedia Layanan E-Money:
- Mengurangi penggunaan uang tunai di masyarakat (membentuk less cash society)
- Menekan laju inflasi
- Menambah penghasilan perbankan dengan adanya biaya layanan non tunai
Keuntungan untuk Pemerintah:
- Mengurangi kemacetan
- Menekan laju inflasi
- Meminimalisir penggunaan uang tunai
- Mengurangi pengeluaran pemerintah untuk pengadaan uang tunai
- Mewujudkan sistem transportasi umum yang lebih modern, terkoordinasi dan berteknologi
Keuntungan untuk Sopir Angkot:
- Adanya fasilitas kredit solar
- Kredit solar hanya memotong 50% dari penghasilan hari itu jika jumlah penghasilan kurang dari hutang. Mengurangi kemungkinan penghasilan Rp 0 per hari
- Tarif yang adil karena ditentukan rute
- Memiliki paguyuban yang menjadi tempat bernaung, besosialisasi dan mencari perlindungan
Keuntungan untuk Masyarakat
- Tidak perlu ribet mencari uang receh atau uang pas untuk bayar angkot
- Tarif yang adil berdasarkan rute
- Fasilitas yang nyaman dan “ngetem only x minute” sehingga menghemat waktu
- Adanya waktu operasi angkot yang jelas sehingga terhindar dari “angkot gelap” dengan modus kriminalitas
Sistem ini masih memiliki banyak kekurangan. Ini hanya ide sederhana dari seorang mahasiswa berpikiran dangkal yang masih minim pengalaman. Satu yang saya percaya. Suatu hari nanti teknologi akan menjadi solusi untuk membentuk masyarakat yang madani. Pemerintah dan perbankan terus berbenah, riset dan penelitian terus digalakan, Gerakan Nasional Non Tunai bertubi-tubi didengungkan. Tak peduli saat ini penggunaan instrumen non tunai belum mencapai ekspektasi, saya percaya, dengan adanya inovasi dalam penggunaan dan paksaan yang tidak memberatkan, pada tahun 2020 Indonesia mampu mencapai titik 85% penggunaan transaksi non tunai. Akankah ide ini terealisasi?