Langit menangis dalam sepi yang tak terucap
air matanya jatuh menggenangi permukaan bumi
angin bertiup berderak menabrak benda yang ada
pepohonan menggigil kedinginan dan kuyup
--
suara gemuruh guruh di kejauhan
seakan mengejar angin yang berlari kencang
deras hujan mengetuk genting bertalu-talu
seperti tangan asing yang tak pernah ada
--
di bawah pohon terlihat kucing meringkuk
tak dapat lagi kakinya melangkah sebab gelegar mencegah
tak dapat ia menerjang badai yang datang tanpa jeda
kepasrahan pada alam telah menyadarkan segala
--
Jakarta, 2 Desember 2024
Nia Samsihono
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H