Di sebuah danau kecil,hiduplah beberapa kelompok ikan dengan berbagai jenis, yang selalu hidup rukun berdampingan.Mereka saling menghormati antara yang satu dengan yang lainnya.Tak pernah terdengar sekali pun adanya kegaduhan di antara mereka. Mereka saling berbagi makanan,saling membantu dan jarang berselisih paham.Mereka selalu menghindari percekcokan antar sesama. Masalah apapun yang terjadi di antara mereka,bisa diselesaikan dengan musyawarah.
Hingga suatu hari terdengar suara rintihan temannya dari kejauhan. “Toloooong….tolooooooong…..”
Sontak suara rintihan itu membuat seluruh penghuni danau terkejut dan merasa penasaran. Mereka segera berenang mencari dan menuju arah datangnya suara tersebut.
Sesampainya di tempat asal suara,terperanjatlah mereka. Terlihat seekor nila merah yang sedang meringis menahan sakit. Ada darah mengucur di bagian kepalanya.Kasihan sekali. Membuat teman lainnya meraba iba pada nila merah.
“Wahai nila merah apa yang terjadi padamu? Mengapa kepalamu berdarah?” Tanya nila hitam sahabat nila merah.
“Aaaaaaaaaauuu…tolong aku nila hitam. Aku diserang tomang biru. Dia berusaha menyerangku dan melukai tubuhku.” Jawab nila merah sambil menahan rasa sakit.
“Tomang biru? Mana dia? Mengapa tidak terlihat?” Tanya kepiting.
“Iyaa betul ga ada..” Yang lain menimpali sambil melihat keadaan sekitar danau.
“Tadi pas dia menggigit kepalaku,ketahuan nelayan..Akan tetapi,saat nelayan hendak menangkapnya, dia berhasil kabur.” Jawab nila merah.
“Sayang yaa..kalau saja dia berhasil ditangkap nelayan,tenanglah kita.Tapi untungnya kawan kita masih selamat dari serangan tomang itu. ” Kata udang.
“Iyaa kawan,aku berhasil diselamatkan nelayan yang baik hati itu.” Kata nila merah.
“Oia kawan-kawan, ayoo segera kita obati nila merah” kata nila hitam.
“Ayoo ayoo…!” teriak yang lain
“Betul kawan,mari kita segera obati luka kepalanya nila merah” Kata udang.
Lalu merekaa kembali ke tempat mereka tinggal sambil membantu nila merah agar bisa berenang..Sesampainya di tempat, mereka segera mengobati luka di kepala nila merah.
Selang beberapa hari kemudian,kembali terulang kejadian tomang biru menyerang penghuni danau. Kegaduhan terus berulang dan berulang diciptakan si tomang biru di tengah-tengah kehidupan penghuni danau.Si tomang biru tidak hanya menyerang kelompok nila lagi,tapi ia sampai tega memakan kelompok udang ataupun kepiting.Sungguh perilaku si tomang biru sangat meresahkan penghuni danau.
“Tomang biru jangan dibiarkan hidup di tengah-tengah kita.Dia adalah predator,musuh kita.Pasti dia akan terus dan terus membunuh kita dan keturunan kita. Harus segera kita basmi dan usir dari danau ini.” Teriak nila merah.
“Betuuuuul..” suara seruan hewan lain terdengar jelas.
“Tapi bagaimana caranya mengalahkan tomang biru,kawan?” tanya nila hitam.
“Oia aku tahu”kata nila merah.
“Kita manfaatkan perangkap nelayan itu untuk menjebak tomang biru.” Kata nila merah sambil menunjuk sebuah jaring yang sudah disiapkan nelayan.
“Kita buat ikatan jaring itu lebih kuat lagi,agar tomang biru tak bisa keluar” Tegas nila merah.
“Setujuu..” teriak kelompok udang dan kepiting.
“Iyaa kami pun setuju,nila merah..” kata nila hitam.
Akhirnya hasil kesepakatan bersama, mereka membuat jebakan buat tomang biru.
Dan beberapa hari kemudian, berhasillah apa yang direncanakan. Tomang biru masuk dalam perangkap yang sudah disiapkan para penghuni danau.
Tomang mengamuk dan hampir bisa melepaskan diri dengan merusak alat perangkap itu.. “Heiiiii.. lepaskan aku dari perangkap ini!!!Awas yaa kalau aku sudah bebas lagi,aku akan menghabiskan kalian semua…”teriak tomang di tengah-tengah danau.
Nila merah memberanikan diri, “kami akan melepaskanmu asal janji tak mengulangi perbuatan busukmu…”
“Enak saja!,,aku tetap akan memangsa kalian karena kalian adalah makananku..Hahaahaaa…”
”Tapi kan kita sama-sama ikan ,tomang..harusnya saling menyayangi tidak saling menyakiti” Kata nila merah.
“Kamu saja dengan temanmu,aku tidak! Aku lebih kuat dari kamu..kamu yang lemah harus tunduk padaku..!” timpal tomang biru.
“Sombong sekali kamu tomang..mentang-mentang gigimu taring,kau gunakan untuk menakuti temanmu sendiri…” nila merah tetap memberanikan diri.
“Sudah jangan banyak omong! Cepat bukakan perangkap ini !“ kata tomang tambah emosi.
“Jangan dikasihani nila merah!”teriak penghuni danau yang lain
“Iyaa jangan…biarkan saja tomang biru tersiksa di perangkap itu” suara lain bersahutan.
Saat kegaduhan danau terjadi,terlihat seorang nelayan mendekat..Nelayan sumringah saat mengetahui perangkapnya terisi tomang biru.Para penghuni danau segera menjauh setelah diinstruksikan oleh nila merah.
“Ayoo menjauh kawan-kawan..takutnya kita akan senasib dengan tomang biru itu” kata nila merah.
Ketika nelayan sedang berusaha mengambil tomang dari perangkap,terdengar teriakan tomang biru yang menyeru kepada teman-teman nila merah.
“Tolong aku kawan..bantu aku untuk melepaskan diri dari tangkapan nelayan ini. Aku janji akan berbuat baik pada kalian,dan tak akan mengulangi perbuatan jelekku.”
“Tak salah dengar nich? Kamu memangil kami kawan? Padahal tadi jelas kamu menganggap kami mangsamu” ejek nila hitam.
“Huuuuuuuuu….”Riuh terdengar ejekan yang lain.
“Saat kepepet saja,kamu berubah jadi baik.” Kata udang.
“Maaf kawan..maafkan aku! aku menyesal..” suara tomang merendah
“Maafkan kami juga,tomang biru…!Kami tak bisa membantumu! Penyesalanmu di akhir tak ada gunanya..Andaikan kamu mau merubah sifat sombongmu,tentu saja tadi kami akan membantumu melepaskan diri dari perangkap nelayan.” Kata nila merah.
Tomang biru hanya pasrah pada keadaan.Ia harus rela dibawa nelayan ntah mau diapakan.Sedangkan nila merah dan kawan-kawan berenang menuju tempat peristirahatan mereka.Ada rasa gembira yang terpancar dari wajah mereka karena setidaknya satu musuh sudah bisa dikalahkan. Untuk sementara,mereka akan tenang dan bebas dari gangguan tomang biru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H