Pembentukan: Campuran dicetak menjadi bentuk yang diinginkan, seperti balok atau pelet, menggunakan teknik tekan dingin atau tekan panas.
Sintering: Proses sintering dilakukan pada suhu tinggi (900--1200C) untuk menghasilkan matriks yang padat dan stabil.
Inkorporasi Uranium: Larutan uranium ditambahkan ke dalam matriks sebelum atau selama proses sintering untuk memastikan bahwa uranium terperangkap secara efektif dalam struktur matriks.
Kinerja matriks synroc berbasis abu batubara dievaluasi berdasarkan beberapa parameter, yaitu:
Ketahanan terhadap Pelarutan: Matriks diuji dalam larutan asam atau basa untuk menentukan laju pelepasan uranium. Hasil menunjukkan bahwa synroc berbasis abu batubara memiliki ketahanan pelarutan yang setara dengan synroc tradisional.
Stabilitas Termal: Uji termogravimetri dilakukan untuk mengevaluasi kestabilan matriks pada suhu tinggi. Matriks berbasis abu batubara mampu bertahan hingga suhu 1200C tanpa degradasi signifikan.
Ketahanan Radiasi: Matriks diuji terhadap paparan radiasi gamma untuk menentukan apakah struktur fisik dan kimianya tetap stabil. Matriks berbasis abu batubara menunjukkan ketahanan yang baik terhadap radiasi.
Mekanisme Imobilisasi: Analisis menggunakan mikroskop elektron dan difraksi sinar-X menunjukkan bahwa uranium terperangkap dalam fasa mineral yang stabil, seperti perovskit dan hollandit, yang umum ditemukan pada synroc.
Penggunaan abu batubara sebagai bahan matriks synroc menawarkan beberapa keunggulan, yaitu: