Mohon tunggu...
Ni Komang Sri Rahayu
Ni Komang Sri Rahayu Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Yadnya Sudah Mewah tapi Salah! Berikut Yadnya yang Baik Menurut Hindu

19 Desember 2021   20:51 Diperbarui: 19 Desember 2021   22:09 2741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agama Hindu adalah agama tertua yang ada di Indonesia, pada umumnya masyarakat yang menganut kepercayaan hinduisme bertempat tinggal di Bali.  Agama Hindu memiliki kepercayaan monoteisme atau mempercayai Tuhan hanya satu dan memiliki kekuasaan penuh atas alam semesta ini.

Umat Hindu juga memiliki ajaran yang disebut dengan tri rna atau  tiga hutang yang dimiliki manusia semenjak dilahirkan didunia ini, yang terdiri dari dewa rna, pitra rna, dan rsi rna.

  • Dewa Rna adalah suatu kewajiban untuk membayar hutang jiwa kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kehidupan kepada seluruh makhluk hidup di dunia ini termasuk manusia.
  • Pitra Rna adalah suatu kewajiban membayar hutang jasa kepada orang tua kepada karena telah berjasa merawat kita, semenjak kita berada di dalam kandungan sampai kita memasuki masa berumah tangga.
  • Rsi Rna adalah suatu kewajiban untuk membayar hutang jasa kita kepada para rsi karena telah memberikan segala Pendidikan agama sehingga kita memiliki pengetahuan dan pedoman dalam hidup.

Dari ajaran tri rna inilah adanya yadnya. Yadnya berasal dari bahasa sangsekerta "yaj" yang artinya memuja jadi yadnya adalah sebuah pengorbanan atau persembahan yang dilakukan dengan tulus iklas yang dipersembahkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Dalam ajaran agam hindu terdapat lima macam yadnya atau disebut dengan panca yadnya yang terdiri dari :

  • Dewa yadnya
  • Dewa yadnya merupakan upacara atau korban suci yang dilakukan dengan tulus iklas yang dipersembahkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau sang pencipta dan manifestasinya.
  • Pitra yadnya.
  • Pitra Yadnya merupakan bentuk persembahan atau korban suci yang dilakukan untuk roh-roh halus para leluhur.
  • Bhuta yadnya.
  • Bhuta yadnya adalah sebuah upacara yang dipersembahkan kepada bhuta kala dan makhluk bawah.
  • Rsi yadnya.
  • Rsi yadnya adalah upacara suci yang dipersembahkan kepada para rsi dan orang-orang suci yang memiliki hubungan dengan agama hindu.
  • Manusa Yadnya
  • Manusa yadnya adalah upacara suci yang dilakukan guna memelihara hidup dan membersihkan diri lahir batin manusia mulai dari bayi didalam kandungan sampai manusia itu meninggal.

Berdasarkan pelaksanaannya yadnya dibedakan menjadi dua yakni Nitya dan Naitimika Yajna. Nitya yajna adalah yadnya yang dilakukan setiap hari misalnya tri sandya, sembahyang, dan yajna sesa. Dan naitimika yadyna adalah pelaksanaan yadnya berdasarkan waktu tertentu misalnya berdasarkan pawukon ataupun sasih.

Sekarang ini kita mengetahui beberapa orang melakukan yadnya secara berlebihan artinya melakukan yadnya secara besar-besaran yang sebenarnya dapat lebih minimalis dalam pelaksanaanya. Misalnya seperti upacara metatah, upacara ngenteg linggih,mebayuh, ngaben  dan upacara lainnya yang dilakukan secara besar-besaran. 

Padahal beberapa upacara besar bisa saja dilakukan secara masal untuk menghemat pengeluaran sehingga tidak ada rasa terbebani. Dan ada juga beberapa orang yang sengaja melakukan yadnya secara besar-besaran agar terlihat mewah atau dalam artian ingin menyombongkan dirinya.

Lantas apakah yadnya yang mewah dan megah adalah yadnya yang paling baik ?

Agama hindu mengajarkan bahwa yadnya yang paling baik adalah yadnya yang dilakukan dengan sepenuh hati atau secara tulus iklas. Jadi bukan karena yadnya itu dilakukan secara besar-besaran berarti akan lebih baik dari yadnya kecil yang dilakukan dengan iklas.

Sebenarnya dalam ajaran agama hindu hal ini sudah dijelaskan dalam kitab bhagavadgita XVII,11,12,13 yang menyebutkan bahwa ada tiga pembagian yadnya berdasarkan kualitasnya yaitu :

  • Tamasika yadnya, adalah sebuah yadnya yang dilakukan tanpa mengindahkan petunjuk-petunjuk  dari sastra, mantar,kidung suci,daksina,dan sradha.
  • Rajasika yadnya, artinya yadnya yang dilakukan atas dasar penuh harapan akan hasilnya yang bersifat pamer dan kemewahan.
  • Satwika yadnya, adalah sebuah yadnya yang dilakukan atas dasar sraddha, lascarya, sastra agama, daksina, mantra, gina annasewa, dan nasmita.

Jadi dapat kita artikan bahwa yadnya yang baik adalah yadnya yang bersifat satwika  atau yadnya yang dilakukan berdasarkan sraddha, lascarya, sastra agama, daksina, mantra, gina annasewa, dan nasmita.

Bukan berarti yadnya yang mewah itu tidak baik. Tapi yadnya yang kurang baik adalah yadnya yang memiliki niatan lain dibalik pelaksanaannya misalnya bermagsud untuk menyombongkan diri, pamer dan lain sebagainya. Dan juga yadnya yang tidak mengindahlah ajaran agama atau sastra.

Ada banyak orang yang rela melakukan berbagai upaya untuk melakukan sebuah prosesi yadnya. Bahkan untuk melakukan sebuah yadnya, mereka rela meminjam segala sesuatu untuk menunjang keberlangsungan yadnya  yang dilakukan. Sehingga pada akhirnya hal itu malah terasa memberati mereka dan akhirnya yadnya itu dilakukan  tanpa kesucian hati.

Agama hindu adalah agama yang fleksibel dan universal yang artinya  segala perkembangan ritual keagamaannya dapat dipengaruhi oleh adat istiadat dan budaya. Jadi sebenarnya pelaksanaan yadnya dapat dilakukan sesuai kemampuan diri masing-masing agar yadnya yang dihasilkan dapat lebih baik.

Agama hindu telah mengajarkan bahwa ada beberapa tingkatan yadnya yaitu disebut dengan kuantitas yadnya antara lain :

  • Nista : yadnya tingkat kecil
  • Nistaning Nista adalah yadnya tingkat kecil antara yang kecil.
  • Madyaning Nista adalah yadnya tingkat sedang antara yang kecil.
  • Utamaning Nista adalah yadnya terbesar diantara yang kecil.

  • Madya : yadnya tingkat sedang
  • Nistaning madya adalah yadnya tingkat kecil antara yang sedang.
  • Madyaning madya adalah yadnya tingkat sedang antara yadnya  yang sedang.
  • Utamaning madya adalah yadnya terbesar antara yang sedang.


  • Utama : yadnya tingkat besar.
  • Nistaning utama adalah yadnya tingkat kecil antara yang besar
  • Madyaning utama adalah yadnya tingkat sedang antara yang besar.
  • Utamaning utama adalah yadnya tingkat  besar antara  yadnya yang besar.

Jadi umat beragama hindu dapat melakukan salah satu yadnya ini. Karena agama hindu tidak pernah memaksakan umatnya untuk melakukan yadnya yang besar-besaran atau melakukan yadnya yang diluar kemampuan umatnya.

 

Terkadang umat hindu berlomba-lomba melakukan yadnya secara besar-besaran dengan tujuan melakukan persembahan untuk mendapatkan berkah ataupun untuk melakukan kewajiban. Dan  beberapa orang lebih memilih menghabiskan uang mereka untuk melakukan upacara yadnya yang mewah dibandingkan menolong orang-orang yang membutuhkan.

Padahal menolong orang yang membutuhkan juga sebuah kewajiban bagi kita. Menolong orang dengan menyumbangkan rejeki kita kepada orang lain disebut dengan dana punia.

Dana punia adalah ajaran agama Hindu yang mengajarkan umatnya untuk membagi atas penghasilan dan rejeki yang didapatkannya dan juga ajaran mengenai menolong sesama yang membutuhkan. . Ajaran dana punia ini  hendaknya mampu diamalkan untuk menegakan Dharma, dana punia  berarti pemberian dengan tulus sebagai salah satu bentuk pengamalan ajaran Dharma pemberian tersebut dapat berupa nasehat  atau petunjuk hidup yang mampu mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik berupa pendidikan dan juga berupa harta benda yang bertujuan untuk menolong seseorang.

Dana punia juga merupakan perwujudan yadnya, jadi kita tidak harus terpaku dengan hanya melakukan yadnya besar-besaran saja tapi ogah-ogahan dalam berpunia padahal punia juga merupakan yadnya.

Dalam berpunia kita juga tidak harus menyumbangkan sesuatu dalam bentuk materi saja, tidak harus menunggu kita mampu untuk bersedekah. Jika kita menunggu merasa mampu baru berpunia mungkin kita tidak akan berpunia, karena punia juga dapat diberikan dalam bentuk tenaga. Misalnya saja kita ikut sebuah komunitas agama yang peduli dengan pura. Kita bisa ikut membersihkan pura-pura jadi kita mempuniakan tenaga kita.

Agama hindu menjelaskan dana punia itu dibagi menjadi tiga yaitu :

  • Dharmadana : membagikan budi pekerti yang luhur untuk  mewujudkan ajaran dharma.
  • Widyadana    : memberi atau membagi ilmu pengetahuan.
  • Arthadana    : memberi atau membagikan materi atau harta benda yang dibutuhkan, yang dilakukan atas dasar ketulus iklasan.

Jadi akan lebih baik jika kita mampu berdana punia juga dalam kehidupan ini, bukan hanya melaksanakan yadnya secara besar-besaran saja tapi ogah-ogahan dalam menolong sesama. Kita harus menanamkan dalam diri bahwa segala sesuatunya yang terbaik adalah hal yang dilakukan dengan tulus iklas, bukan dinilai dari besar kecilnhya kita beryadnya.

Semoga artikel ini dapat memberi manfaat untuk pembaca, jika terdapat penjelsan yang kurang tepat ataupun dirasa masih kurang mari kita koreksi Bersama.

NAMA  : NI KOMANG SRI RAHAYU

NIM       : 2111031179

PRODI   : PGSD

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun