Mohon tunggu...
Ni Komang Sri Rahayu
Ni Komang Sri Rahayu Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makna Penjor Pada Perayaan Hari Raya Galungan

9 November 2021   22:27 Diperbarui: 9 November 2021   22:42 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu pemasangan penjor yang bertepatan dengan hari penampahan adalah sebagai filosopi sebuah kemenangan. Kita sebagai ,makhluk hidup berperang melawan sifat-sifat negatif ,misalnya kita melawan kemalasan yang difilisopikan dengan membunuh babi setelah berhasil melawan sifat-sifat negatif kita memasang penjor sebagai lambang kemenangan.

Penjor  sendiri merupakan lambang dari naga Basuki dan Ananta Boga yang memiliki arti kesejahtraan dan kemakmuran. Selain itu dari beberapa sumber disebutkan bahwa penjor adalah simbul gunung yang memberi keselamatan dan kesejahtraan. Penjor sendiri terbuat dari bambu panjang yang ujungnya melengkung kemudian dihiasi dengan dedaunan dan hasil bumi lainnya.

Setiap bahan yang digunakan untuk pembuatan penjor memiliki makna atau arti tersendiri, seperti yang dijelaskan pada lontar Tutur Dewi Tapini :

Ndah Ta Kita Sang Sujana Sujani, Sira Umara Yadnva, Wruha Kiteng Rumuhun, Rikedaden Dewa, Bhuta Umungguhi Ritekapi Yadnya, Dewa Mekabehan Menadya Saraning Jagat Apang Saking Dewa Mantuk Ring Widhi, Widhi Widana Ngaran Apan Sang Hyang Tri Purusa Meraga Sedaging Jagat Rat, Bhuwana Kabeh, Hyang Siwa Meraga Candra, Hyang Sadha Siwa Meraga "Windhune", Sang Hyang Parama Siwa Nadha

Artinya :

Wahai kamu orang-orang bijaksana, yang menyelenggarakan yadnya, agar kalian mengerti proses menjadi kedewataan, maka dari itu sang Bhuta menjadi tempat/tatakan/dasar dari yadnya itu, kemudian semua Dewa menjadi sarinya dari jagat raya, agar dari dewa semua kembali kepada hyang widhi, widhi widhana (ritualnya) bertujuan agar sang Tri Purusa menjadi isi dari jagat raya, Hyang Siwa menjadi Bulan, Hyang Sadha Siwa menjadi windu (titik O), sang hyang parama siwa menjadi nadha (kecek), yang mana kesemuanya ini merupakan simbol dari Ong Kara.

Sifat religious pada penjor galungan dikarenakan asas pembuatannya yang sesuai dengan sastra agama. Jadi segala bahan yang digunakan bukan hanya hiasan saja tetapi ada filosopi atau maknanya.

Pembuatan penjor dapat dilakukan dengan sederhana sesuai kemampuan dan dapat dibuat sekreatif pembuatnya jadi tidak ada paksaan dalam kekreatipan pembuatan penjor. Hal yang harus diperhatikan dan tidak boleh dikurangi saat membuat penjor adalah unsur-unsurnya yaitu sebagai berikut :

  • Bambu yang dibungkus dengan kasa atau bamboo merupakan lambang kekuatan dari Dewa Maheswara.
  • Kain puti dan kuning merupakan simbol kekuatan dari Dewa Iswara
  • Sampian adalah simbol kekuatan dari Dewa Parama Siwa
  • Janur adalah simbol kekuatan dari Dewa Mahadewa
  • Kue ( jaja gina,jaja uli) adalah symbol kekuatan dari Dewa Brahma
  • Pala bungkah (umbi-umbian),Pala wija ( padi + jagung), Pala gantung (pisang)merupakan lambang kekuatan dari Dewa Wisnu
  • Kelapa adalah simbol kekuatan Dewa Rudra
  • Jenis daun (plawa,pakis aji,andong) adalah simbol kekuatan dari Dewa Sangkara
  • Tebu adalah lambang kekuatan Dewa Sambu
  • Sanggah cucuk adalah lambang kekuatan dari Dewa Siwa
  • Lamak adalah simbol dari Tribhuana
  • Banten upakara adalah lambang kekuatan dari Dewa Sadha Siwa
  • Tamiang adalah lambang penolak dari bala atau kejahatan

Jadi itu adalah sedikit penjelasan mengenai makna penjor pada perayaan hari raya galungan, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan jika terdapat penjelasan yang kurang lengkap atau kurang tepat dimohonkan untuk dikoreksi bersama.

Terimakasih.

Nama : Ni Komang Sri Rahayu

NIM : 2111031179

Prodi : PGSD

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun