c) Menambahkan ElektrolitÂ
Telah disebutkan sebelumnya bahwa koloid sebenarnya dapat diisi ulang. Saat muatan dihilangkan, stabilitas menurun dan ini menyebabkan aglomerasi. Jika ditambahkan elektrolit pada suatu koloid, maka  koloid tersebut dapat menyerap ion-ion sehingga menggumpal, contohnya koloid Fe(OH)3. Ketika ion negatif seperti PO4 3-- ditambahkan, ion Fe3 menstabilkan Fe(OH)3 koloid dengan adsorpsi pada permukaan. Fe3 di permukaan dilepaskan dan membentuk FePO4. Akibatnya, koloid menjadi tidak stabil dan menggumpal. D. Pencampuran dua jenis koloid Pencampuran dua koloid bermuatan berlawanan  dapat menyebabkan  koagulasi. Hal ini disebabkan  adanya tarikan listrik antara dua muatan koloid. Penyerapan ion terjadi pada permukaan partikel koloid. Penyerapan muatan ionik ini menyebabkan partikel koloid bertambah besar sehingga dapat mengendap.Â
D. Peran koloid dalam kehidupan
 Setelah mempelajari jenis-jenis koloid dan contoh-contoh yang dijelaskan di atas, menjadi jelas bahwa Anda menggunakan banyak barang yang termasuk dalam sistem koloid dalam kehidupan sehari-hari, seperti kosmetik, makanan, dan obat-obatan. Â
1. Dalam industri
 Kosmetik Anda para wanita mungkin sudah tidak asing lagi dengan kosmetik. Bahkan, saat ini  tidak hanya  wanita saja yang menggunakan kosmetik, pria juga mulai menggunakannya. Ini menunjukkan pemilihan kosmetik untuk pria dan wanita. Dalam  kosmetik, kita sering menggunakan koloid dalam pelarut tertentu, seperti pembersih wajah, semprotan tubuh, semprotan rambut, gel rambut, dan produk kosmetik lainnya. Â
2. Dalam industri makanan
 Makanan yang kita konsumsi setiap hari baik padat maupun cair. Namun terkadang  makanan padat sulit  dicerna. Jadi makanan disiapkan dalam bentuk koloid di pabrik. Makanan yang menggunakan sistem koloid adalah kecap, saus, keju, mentega, dan krim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H