Mohon tunggu...
Ni KadekCornelia
Ni KadekCornelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Undiksha

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Apa yang Dimaksud dengan Koloid? Apa Saja Sifat Koloid?

1 Juli 2023   21:08 Diperbarui: 1 Juli 2023   21:22 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Di sore hari, saat matahari mulai terbenam, terlihat seberkas sinar matahari yang menembus awan. Garis-garis cahaya tampak menyebarkan cahaya. Lalu mengapa? Partikel koloid  di udara menyebarkan sinar matahari yang menerpa mereka sehingga terlihat seperti kabel cahaya. Nah, hamburan cahaya adalah salah satu sifat  koloid. Apa yang dimaksud dengan koloid? Apa karakteristiknya? Apa perannya dalam hidup? Fenomena hamburan cahaya, saat sinar matahari melewati awan di sore hari, merupakan fenomena yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Hamburan sinar matahari  disebabkan oleh zat di udara yang menyusun sistem tersebut, yaitu koloid.  Dalam kehidupan sehari-hari, tanpa disadari sebenarnya kita banyak menggunakan sistem koloid. Itulah mengapa Anda perlu mempelajari sistem koloid lebih detail. Saat Anda mempelajari bab ini, Anda akan dapat mengklasifikasikan contoh koloid  di sekitar Anda ke dalam jenis koloid tertentu. Selain itu, Anda juga akan belajar tentang sifat-sifat koloid, produksinya, dan perannya dalam kehidupan.

 A. Sistem koloid

 Awan yang berperan dalam menghamburkan sinar matahari, misalnya dari sistem koloid. Selain awan, Anda sering melihat atau menggunakan bahan koloid seperti susu, santan, dan minyak. Jenis koloid

 Ada berapa jenis koloid? Sebelum mendalami jenis-jenis koloid, coba ingat-ingat  pengertian koloid. Sistem koloid terdiri dari dua fase, yaitu fase terdispersi dan medium pendispersi. Berdasarkan fase terdispersi dan terdispersinya, koloid dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Sol

Apa Arti Sole Ada berapa jenis sol? Contoh basa adalah kaca, cat dan asap. Fase terdispersi adalah padat, oleh karena itu sistem koloid yang mengandung fase terdispersi padat disebut matahari. Kaca memiliki fase difusi padat, oleh karena itu disebut matahari padat (padat di dalam padatan). Contoh  lain termasuk intan, mutiara, kaca berwarna dan opal.Mutiara berbasis cairan (padat dalam cairan) karena fase dispersinya cair. Istilah foundation umumnya digunakan untuk menggambarkan foundation cair. Contoh basa cair adalah tinta, kanji, agar-agar, basa emas dan basa belerang. Namun, asap memiliki fase yang larut dalam gas, oleh karena itu disebut garam gas (padat dalam gas). Contoh lainnya adalah debu. Aerosol gas juga sering disebut aerosol padat. 

2. Emulsi

 Apa yang dimaksud dengan emulsi? Ada berapa jenis emulsi? Contoh? Keju, santan, dan cloudberry adalah contoh emulsi. Fase terdispersi adalah cairan, oleh karena itu sistem koloid yang mengandung fase terdispersi cair disebut emulsi. Keju memiliki fase dispersi padat, oleh karena itu disebut emulsi padat (cair dalam padat). Contoh  lain adalah mentega dan mutiara. Santan dan minyak ikan merupakan emulsi cair (liquid in liquid) atau sering disebut emulsi saja. Contoh emulsi lainnya adalah susu, lateks, mayones, dan minyak tanah.

3. Buih

 Apa yang dimaksud dengan buih? Ada berapa jenis busa yang berbeda? Contoh? Contoh buih adalah batu apung dan buih sabun. Keduanya memiliki fase terdispersi yang sama yaitu gas, sehingga sistem koloid yang mengandung dispersi gas disebut buih. Batu apung memiliki fase dispersi padat, oleh karena itu disebut buih padat (gas dalam padat) atau ada juga yang menyebutnya buih. Contoh lainnya adalah permen karet  dan kerupuk. Busa sabun mengandung busa cair (gas dalam cairan) atau sering disebut sebagai busa. Misalnya busa air dan krim kocok. Sistem koloid dengan fase terdispersi, di mana fase terdispersi adalah gas, tidak ada karena campuran gas dan gas membentuk larutan  homogen, sedangkan koloid diklasifikasikan sebagai campuran  heterogen. Sifat koloid

 Selain hamburan sinar matahari yang menembus awan pada pagi atau sore hari, contoh lain yang menunjukkan sifat koloid adalah silau lampu mobil yang terjadi pada daerah berkabut. Cobalah, lihat apa yang terjadi. Ternyata hal ini sama seperti saat sinar matahari menembus awan, yaitu. cahaya dihamburkan oleh partikel, sehingga  lintasan  sinar cahaya terlihat. Peristiwa tersebut merupakan salah satu sifat optik koloid, atau yang disebut efek Tyndall. 

B. Sifat-Sifat Koloid

 1. Efek Tyndall, sistem koloid biasanya keruh, tetapi  beberapa  tampak jernih sebagai larutan. Bagaimana  membedakan larutan sejati dari koloid? Dalam percobaan sebelumnya, Anda benar-benar bereksperimen dengan efek Tyndall. Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa ada solusi pemancar cahaya dan hamburan cahaya. Meskipun partikel koloid tidak terlihat oleh mata atau dengan  mikroskop biasa,  cahaya tampak dapat mempengaruhi partikel koloid sehingga terjadi hamburan cahaya. Ini karena ukuran partikelnya  cocok untuk menyebabkan hamburan cahaya pada sudut yang besar.  Efek Tyndall adalah  penghamburan cahaya oleh partikel koloid sehingga  lintasan  sinar cahaya menjadi terlihat. Difusi ini terjadi karena ukuran partikel koloid  yang sesuai untuk transmisi cahaya. gerak Brown. Apa yang Anda lihat ketika cahaya melewati sistem koloid? Ternyata partikel koloid dapat menghamburkan cahaya. Jika dilihat dengan mikroskop optik, terlihat bahwa partikel koloid selalu bergerak ke segala arah karena partikel ini bebas di lingkungan. Geraknya selalu lurus dan pecah saat bertabrakan dengan partikel lain. 

2. Gerak Brown. Gerak zigzag partikel koloid ini disebut gerak Brown. Nama Brown diambil dari  Robert Brown, seorang ahli botani Skotlandia yang mengamati pergerakan partikel serbuk sari dalam air di bawah mikroskop. Energi yang menyebabkan  gerak Brown adalah energi kinetik yang dibentuk oleh partikel-partikel koloid yang terdispersi dalam medium penyebar, yang terus-menerus bergerak bebas. Pergerakan bebas dari partikel koloid terdispersi ini menyebabkan  tumbukan non-kesetimbangan dengan partikel difusi yang lebih besar, menyebabkan gerak Brown.

 3. Adsorpsi 

Bagaimana  partikel koloid menjadi bermuatan listrik?  Gaya Van der Waals pada permukaan partikel koloid mempengaruhi ion atau molekul lain  di sekitarnya, membuatnya mampu menyerap ion atau muatan listrik. Hal ini menyebabkan koloid menjadi bermuatan listrik. Penempelan partikel lain ke permukaan koloid disebut adsorpsi. Koloid biasanya hanya menyerap ion positif atau negatif. 

4. Koagulasi  

Pernahkah Anda membuka kaleng cat  yang sudah lama tidak digunakan? Cobalah dan lihat apa yang terjadi pada warnanya. Ternyata ada koagulasi (penggumpalan) pada cat tersebut.  Mengapa bisa terjadi pembekuan? Bagaimana? Simak penjelasan berikut ini. Koagulasi dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu:

 a) Elektroforesis

 Pada subbab sebelumnya Anda telah mempelajari proses elektroforesis. Dalam elektroforesis,  arus listrik dialirkan ke koloid sehingga partikel bergerak berlawanan arah dengan elektroda bermuatan. Hal ini menyebabkan partikel menjadi netral dan akhirnya menggumpal dan mengendap di sekitar elektroda.

 b) Pemanasan

Ketika koloid dipanaskan, ia menggumpal karena energi partikel meningkat dan tumbukan antar partikel juga meningkat. Dengan demikian, partikel koloid menggumpal dan akhirnya mengendap.

 c) Menambahkan Elektrolit 

Telah disebutkan sebelumnya bahwa koloid sebenarnya dapat diisi ulang. Saat muatan dihilangkan, stabilitas menurun dan ini menyebabkan aglomerasi. Jika ditambahkan elektrolit pada suatu koloid, maka  koloid tersebut dapat menyerap ion-ion sehingga menggumpal, contohnya koloid Fe(OH)3. Ketika ion negatif seperti PO4 3-- ditambahkan, ion Fe3 menstabilkan Fe(OH)3 koloid dengan adsorpsi pada permukaan. Fe3 di permukaan dilepaskan dan membentuk FePO4. Akibatnya, koloid menjadi tidak stabil dan menggumpal. D. Pencampuran dua jenis koloid Pencampuran dua koloid bermuatan berlawanan  dapat menyebabkan  koagulasi. Hal ini disebabkan  adanya tarikan listrik antara dua muatan koloid. Penyerapan ion terjadi pada permukaan partikel koloid. Penyerapan muatan ionik ini menyebabkan partikel koloid bertambah besar sehingga dapat mengendap. 

D. Peran koloid dalam kehidupan

 Setelah mempelajari jenis-jenis koloid dan contoh-contoh yang dijelaskan di atas, menjadi jelas bahwa Anda menggunakan banyak barang yang termasuk dalam sistem koloid dalam kehidupan sehari-hari, seperti kosmetik, makanan, dan obat-obatan.  

1. Dalam industri

 Kosmetik Anda para wanita mungkin sudah tidak asing lagi dengan kosmetik. Bahkan, saat ini  tidak hanya  wanita saja yang menggunakan kosmetik, pria juga mulai menggunakannya. Ini menunjukkan pemilihan kosmetik untuk pria dan wanita. Dalam  kosmetik, kita sering menggunakan koloid dalam pelarut tertentu, seperti pembersih wajah, semprotan tubuh, semprotan rambut, gel rambut, dan produk kosmetik lainnya.  

2. Dalam industri makanan

 Makanan yang kita konsumsi setiap hari baik padat maupun cair. Namun terkadang  makanan padat sulit  dicerna. Jadi makanan disiapkan dalam bentuk koloid di pabrik. Makanan yang menggunakan sistem koloid adalah kecap, saus, keju, mentega, dan krim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun