Mohon tunggu...
EKASRIWIDIANI
EKASRIWIDIANI Mohon Tunggu... Arsitek - mahasiswa

bermain music

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Keterkaitan Tri Hita Karana dengan Ajaran Yoga

13 Juli 2024   11:11 Diperbarui: 13 Juli 2024   11:27 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
waka hotel dan resort

Tri Hita KaranaTri Hita Karana berasal dari kata "Tri" yang artinya tiga, "Hita" yang berarti kebahagiaan dan "Karana" artinya penyebab. Jadi Tri Hita Karana adalah tiga penyebab kebahagiaan. Tri Hita Karana merupakan salah satu ajaran fundamental dalam agama Hindu. Ajaran ini menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam semesta. Ajaran Tri Hita Karana terdiri dari tiga unsur, yaitu: (1) Pawongan, yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia; (2) Palemahan, yaitu hubungan manusia dengan alam semesta; (3) Parhyangan, yaitu hubungan manusia dengan Tuhan.

Tri Hita Karana merupakan filosofi hidup yang holistik dan bertujuan untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan manusia. Dengan menjaga keseimbangan dalam ketiga aspek ini, manusia dapat hidup dengan damai dan harmonis dengan Tuhan, alam, dan sesama manusia. Ketiga unsur tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Jika salah satu unsur tidak seimbang, maka akan berdampak pada unsur-unsur lainnya.


Yoga adalah praktik spiritual yang telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Praktik yoga bertujuan untuk mencapai ketenangan dan pencerahan spiritual.

Secara etimologi, kata "yoga" berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti "penyatuan". Penyatuan yang dimaksud bermakna "penyatuan dengan Sang Pencipta" dan atau "penyatuan dengan alam semesta".

Ajaran yoga memiliki delapan tahapan, yaitu:

1. Yama : Yama adalah pengendalian diri terhadap keinginan-keinginan duniawi. Yama terdiri dari lima aturan, yaitu: (a) Ahimsa, yaitu tidak menyakiti makhluk hidup; (b) Satya, yaitu berkata jujur; (c) Asteya, yaitu tidak mencuri; (d) Brahmacharya, yaitu mengendalikan nafsu seksual; (e) Aparigraha, yaitu tidak serakah.

2. Niyama : Niyama adalah pengendalian diri terhadap pikiran dan perasaan. Niyama terdiri dari lima aturan, yaitu: (a) Saucha, yaitu kebersihan lahir dan batin; (b) Santosa, yaitu kepuasan; (c) Tapas, yaitu pengendalian diri; (d) Svadhyaya, yaitu mempelajari ajaran-ajaran spiritual;(e) Isvara Pranidhana, yaitu penyerahan diri kepada Tuhan.

Ajaran yoga memiliki delapan tahapan, yaitu:

1. Yama : Yama adalah pengendalian diri terhadap keinginan-keinginan duniawi. Yama terdiri dari lima aturan, yaitu: (a) Ahimsa, yaitu tidak menyakiti makhluk hidup; (b) Satya, yaitu berkata jujur; (c) Asteya, yaitu tidak mencuri; (d) Brahmacharya, yaitu mengendalikan nafsu seksual; (e) Aparigraha, yaitu tidak serakah.

2. Niyama : Niyama adalah pengendalian diri terhadap pikiran dan perasaan. Niyama terdiri dari lima aturan, yaitu: (a) Saucha, yaitu kebersihan lahir dan batin; (b) Santosa, yaitu kepuasan; (c) Tapas, yaitu pengendalian diri; (d) Svadhyaya, yaitu mempelajari ajaran-ajaran spiritual;(e) Isvara Pranidhana, yaitu penyerahan diri kepada Tuhan.

3. Asana : adalah postur-postur tubuh yang seimbang dan stabil. Asana bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas, kekuatan, dan keseimbangan tubuh.

4. Pranayama : adalah pengendalian napas. Pranayama bertujuan untuk meningkatkan energi, fokus, dan konsentrasi.

5. Pratyahara : adalah menarik diri dari rangsangan-rangsangan duniawi. Pratyahara bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan ketenangan pikiran.

6. Dharana : adalah pemusatan pikiran. Dharana bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi dan fokus pikiran.

7. Dhyana : adalah meditasi. Dhyana bertujuan untuk mencapai keadaan kesadaran yang lebih tinggi.

8. Samadhi : adalah keadaan kesadaran yang paling tinggi. Samadhi adalah tujuan akhir dari yoga.

Delapan tahapan yoga tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Yama dan niyama merupakan landasan bagi delapan tahapan yoga lainnya. Asana, pranayama, dan pratyahara merupakan sarana untuk mencapai dharana dan dhyana. Dharana dan dhyana merupakan sarana untuk mencapai samadhi. Yoga dapat dipraktikkan oleh siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau latar belakang agama. Yoga dapat memberikan berbagai manfaat bagi kesehatan fisik dan mental, antara lain: meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan otot, meningkatkan keseimbangan dan koordinasi, meningkatkan kesehatan jantung dan paru-paru, meningkatkan kualitas tidur, mengurangi stres dan kecemasan, meningkatkan konsentrasi dan fokus, meningkatkan rasa percaya diri, dan masih bayak yang lainnya. Yoga dapat dipraktikkan di rumah, di studio yoga, atau di tempat-tempat umum lainnya. Ada berbagai jenis yoga yang dapat dipilih, sesuai dengan kebutuhan dan tujuan masing-masing orang.
Kaitan antara Tri Hita Karana dengan Yoga
Ajaran Tri Hita Karana dan yoga memiliki beberapa kaitan yang erat. Berikut adalah beberapa kaitan tersebut: (1) Kaitan dalam tujuan, seperti telah disebutkan sebelumnya, ajaran Tri Hita Karana dan yoga memiliki tujuan yang sama, yaitu mencapai kebahagiaan dan kedamaian. Kedua ajaran ini menekankan pentingnya keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan; (2) Kaitan dalam hubungan manusia dengan sesama manusia, ajaran Tri Hita Karana menekankan pentingnya hubungan yang harmonis antara manusia dengan sesama manusia. Hal ini sejalan dengan ajaran yoga yang menekankan pentingnya pengendalian diri terhadap keinginan-keinginan duniawi. Ketika manusia dapat mengendalikan keinginan-keinginannya, maka ia akan dapat hidup dengan lebih harmonis dengan sesamanya; (3) Kaitan dalam hubungan manusia dengan alam semesta, ajaran Tri Hita Karana juga menekankan pentingnya hubungan yang harmonis antara manusia dengan alam semesta. Hal ini sejalan dengan ajaran yoga yang menekankan pentingnya pengendalian napas. Pernapasan yang teratur dan tenang dapat membantu manusia untuk lebih menyadari dan menghargai alam semesta; (4) Kaitan dalam hubungan manusia dengan Tuhan, ajaran Tri Hita Karana menekankan pentingnya hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan. Hal ini sejalan dengan ajaran yoga yang menekankan pentingnya meditasi. Meditasi dapat membantu manusia untuk mencapai kesadaran yang lebih tinggi dan lebih dekat dengan Tuhan.

Penerapan dalam kehidupan sehari-hari

Ajaran Tri Hita Karana dan yoga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

* Penerapan Tri Hita Karana:

1. Pawongan: Saling menghormati dan menghargai sesama manusia tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, dan golongan, membantu sesama yang membutuhkan, membangun kerukunan dan kedamaian di masyarakat.

Tri Hita Karana (THK) dan ajaran yoga memiliki keterkaitan yang erat dalam konteks spiritualitas Hindu, terutama di Bali. Berikut adalah beberapa keterkaitan antara keduanya:

  1. Hubungan Manusia dengan Tuhan (Parhyangan):
    • Tri Hita Karana: Menekankan hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan.
    • Yoga: Mencakup dimensi spiritual yang mengarah pada penyatuan jiwa individu dengan Brahman, aspek tertinggi Tuhan dalam kepercayaan Hindu. Praktik yoga, seperti meditasi dan puja, membantu dalam mencapai hubungan harmonis dengan Tuhan.
  2. Hubungan Manusia dengan Sesama (Pawongan):
    • Tri Hita Karana: Menyoroti pentingnya hubungan yang harmonis antara manusia.
    • Yoga: Melalui etika perilaku dan prinsip non-kekerasan (ahimsa), mendukung hubungan positif antarmanusia. Prinsip-prinsip etika dalam yoga, seperti jujur (satya) dan tidak mencuri (asteya), mempromosikan hubungan harmonis antarmanusia.
  3. Hubungan Manusia dengan Alam (Palemahan):
    • Tri Hita Karana: Menekankan keseimbangan dengan alam.
    • Yoga: Melalui praktik asana dan prinsip-prinsip etika, mempromosikan pemahaman dan rasa hormat terhadap alam serta kesadaran akan keterkaitan kita dengan lingkungan. Praktik yoga, seperti pranayama, membantu dalam meningkatkan kesadaran akan alam dan keterkaitan dengan lingkungan.

Keduanya juga memiliki tujuan yang sama, yaitu mencapai keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan. Tri Hita Karana bertujuan untuk menciptakan keseimbangan dalam tiga aspek kehidupan: hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam. Yoga, pada gilirannya, bertujuan untuk menyatukan pikiran, tubuh, dan jiwa, dan mencapai kesatuan dengan Brahman. 

Ajaran Yoga memiliki kaitan dengan Tri Hita Karana (THK) dalam beberapa aspek penting. Berikut adalah beberapa persamaan dan perbedaan antara kedua ajaran:

Persamaan

  1. Tujuan Kebahagiaan: Kedua ajaran berfokus pada pencapaian kebahagiaan dan kesejahteraan. Tri Hita Karana mencakup tiga penyebab kebahagiaan, yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam semesta. Yoga juga bertujuan untuk mencapai ketenangan dan pencerahan spiritual.
  2. Pengendalian Diri: Kedua ajaran menekankan pentingnya pengendalian diri. Tri Hita Karana melalui konsep Niyama yang berfokus pada pengendalian pikiran dan perasaan. Yoga memiliki tahapan Yama yang mencakup lima aturan untuk mengendalikan keinginan-keinginan duniawi.
  3. Harmoni dan Keseimbangan: Kedua ajaran mempromosikan harmoni dan keseimbangan. Tri Hita Karana menekankan pentingnya menjaga keseimbangan dalam hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam semesta. Yoga juga bertujuan untuk mencapai keseimbangan dalam tubuh melalui Asana dan Pranayama.

Perbedaan

  1. Tujuan Utama: Tri Hita Karana lebih berfokus pada kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupan sehari-hari, sementara Yoga lebih berfokus pada pencapaian ketenangan dan pencerahan spiritual.
  2. Struktur Ajaran: Tri Hita Karana terdiri dari tiga unsur utama: Parhyangan (hubungan dengan Tuhan), Pawongan (hubungan dengan sesama manusia), dan Palemahan (hubungan dengan alam semesta). Yoga memiliki delapan tahapan, termasuk Yama, Niyama, Asana, Pranayama, dan Samadhi.
  3. Implementasi: Tri Hita Karana dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bisnis dan pendidikan. Yoga lebih berfokus pada praktik spiritual yang melibatkan postur tubuh, pengendalian napas, dan meditasi.

Dengan demikian, meskipun kedua ajaran memiliki tujuan yang serupa, mereka memiliki struktur dan implementasi yang berbeda. Tri Hita Karana lebih berfokus pada kehidupan sehari-hari dan harmoni sosial, sementara Yoga lebih berfokus pada pencapaian ketenangan dan pencerahan spiritual. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun