Tri Hita Karana (THK) dan ajaran yoga memiliki keterkaitan yang erat dalam konteks spiritualitas Hindu, terutama di Bali. Berikut adalah beberapa keterkaitan antara keduanya:
- Hubungan Manusia dengan Tuhan (Parhyangan):
- Tri Hita Karana: Menekankan hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan.
- Yoga: Mencakup dimensi spiritual yang mengarah pada penyatuan jiwa individu dengan Brahman, aspek tertinggi Tuhan dalam kepercayaan Hindu. Praktik yoga, seperti meditasi dan puja, membantu dalam mencapai hubungan harmonis dengan Tuhan.
- Hubungan Manusia dengan Sesama (Pawongan):
- Tri Hita Karana: Menyoroti pentingnya hubungan yang harmonis antara manusia.
- Yoga: Melalui etika perilaku dan prinsip non-kekerasan (ahimsa), mendukung hubungan positif antarmanusia. Prinsip-prinsip etika dalam yoga, seperti jujur (satya) dan tidak mencuri (asteya), mempromosikan hubungan harmonis antarmanusia.
- Hubungan Manusia dengan Alam (Palemahan):
- Tri Hita Karana: Menekankan keseimbangan dengan alam.
- Yoga: Melalui praktik asana dan prinsip-prinsip etika, mempromosikan pemahaman dan rasa hormat terhadap alam serta kesadaran akan keterkaitan kita dengan lingkungan. Praktik yoga, seperti pranayama, membantu dalam meningkatkan kesadaran akan alam dan keterkaitan dengan lingkungan.
Keduanya juga memiliki tujuan yang sama, yaitu mencapai keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan. Tri Hita Karana bertujuan untuk menciptakan keseimbangan dalam tiga aspek kehidupan: hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam. Yoga, pada gilirannya, bertujuan untuk menyatukan pikiran, tubuh, dan jiwa, dan mencapai kesatuan dengan Brahman.Â
Ajaran Yoga memiliki kaitan dengan Tri Hita Karana (THK) dalam beberapa aspek penting. Berikut adalah beberapa persamaan dan perbedaan antara kedua ajaran:
Persamaan
- Tujuan Kebahagiaan: Kedua ajaran berfokus pada pencapaian kebahagiaan dan kesejahteraan. Tri Hita Karana mencakup tiga penyebab kebahagiaan, yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam semesta. Yoga juga bertujuan untuk mencapai ketenangan dan pencerahan spiritual.
- Pengendalian Diri: Kedua ajaran menekankan pentingnya pengendalian diri. Tri Hita Karana melalui konsep Niyama yang berfokus pada pengendalian pikiran dan perasaan. Yoga memiliki tahapan Yama yang mencakup lima aturan untuk mengendalikan keinginan-keinginan duniawi.
- Harmoni dan Keseimbangan: Kedua ajaran mempromosikan harmoni dan keseimbangan. Tri Hita Karana menekankan pentingnya menjaga keseimbangan dalam hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam semesta. Yoga juga bertujuan untuk mencapai keseimbangan dalam tubuh melalui Asana dan Pranayama.
Perbedaan
- Tujuan Utama: Tri Hita Karana lebih berfokus pada kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupan sehari-hari, sementara Yoga lebih berfokus pada pencapaian ketenangan dan pencerahan spiritual.
- Struktur Ajaran: Tri Hita Karana terdiri dari tiga unsur utama: Parhyangan (hubungan dengan Tuhan), Pawongan (hubungan dengan sesama manusia), dan Palemahan (hubungan dengan alam semesta). Yoga memiliki delapan tahapan, termasuk Yama, Niyama, Asana, Pranayama, dan Samadhi.
- Implementasi: Tri Hita Karana dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bisnis dan pendidikan. Yoga lebih berfokus pada praktik spiritual yang melibatkan postur tubuh, pengendalian napas, dan meditasi.
Dengan demikian, meskipun kedua ajaran memiliki tujuan yang serupa, mereka memiliki struktur dan implementasi yang berbeda. Tri Hita Karana lebih berfokus pada kehidupan sehari-hari dan harmoni sosial, sementara Yoga lebih berfokus pada pencapaian ketenangan dan pencerahan spiritual.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H