Koloid adalah campuran yang memiliki sifat antara campuran homogen dan campuran heterogen antara dua atau lebih zat. sistem koloid terdiri atas dua fasa, yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi (medium dispersi). Sistem koloid dapat dikelompokkan berdasarkan jenis fasa terdispersi dan fasa pendispersinya. Terdapat 8 jenis koloid,sebagai berikut:
- Aerosol
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat; jika zat yang terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair. Contoh (aerosol padat): asap dan debu dalam udara. (aerosol cair): kabut dan awan.
- Sol
Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri. Contoh sol: air sungai (sol dari lempung dalam air), sol sabun, sol detergen, sol kanji, tinta tulis, dan cat.
- Emulsi
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi ini adalah dua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Contoh emulsi minyak dalam air (M/A): santan, susu, kosmetik pembersih wajah (milk cleanser) dan lateks. Contoh emulsi air dalam minyak (A/M): mentega, mayones, minyak bumi, dan minyak ikan.
- Buih
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya dengan emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, deterjen, dan protein. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat cair yang mengandung pembuih.
- Gel
Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel. Contoh: agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika.
Koloid dalam Kehidupan Sehari-hariÂ
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan bahan-bahan kimia berbentuk koloid. Bahan-bahan kimia tersebut dibuat oleh industri.
- Industri Kosmetik, bahan kosmetik, seperti foundation, pembersih wajah, sampo, pelembap badan, deodoran umumnya berbentuk koloid yaitu emulsi.
- Industri Tekstil, pewarna tekstil berbentuk koloid karena mempunyai daya serap yang tinggi, sehingga dapat melekat pada tekstil.
- Industri Farmasi, banyak obat-obatan yang dikemas dalam bentuk koloid agar stabil atau tidak mudah rusak.
- Industri Sabun dan Detergen, sabun dan detergen merupakan emulgator untuk membentuk emulsi antara kotoran (minyak) dengan air, sehingga sabun dan detergen dapat membersihkan kotoran, terutama kotoran dari minyak.
- Industri Makanan, banyak makanan dikemas dalam bentuk koloid untuk kestabilan dalam jangka waktu cukup lama.
Sifat-sifat Sistem Koloid
Efek Tyndall
Penghamburan berkas cahaya oleh partikel-partikel koloid. Oleh karena itu, berkas cahaya yang melalui koloid dapat diamati dari arah samping, walaupun partikel koloidnya sendiri tidak tampak. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengamati efek Tyndall ini, antara lain:
- Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut.
- Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap atau berdebu.
- Berkas sinar matahari melalui celah daun pohon-pohon pada pagi hari yang berkabut
Gerak Brown
Gerak partikel koloid yang terus-menerus dengan gerakan patah-patah (gerak zig-zag). Gerak Brown merupakan salah satu faktor yang menstabilkan koloid. Oleh karena bergerak terus-menerus, maka partikel koloid dapat mengimbangi gaya gravitasi, sehingga tidak mengalami sedimentasi.
ElektroforesisÂ
Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik. Apabila ke dalam sistem koloid dimasukkan dua batang elektrode, kemudian dihubungkan dengan sumber arus searah, maka partikel koloid akan bergerak ke salah satu elektrode bergantung pada jenis muatannya.
Adsorpsi
Peristiwa penyerapan atom, molekul atau ion pada permukaan partikel koloid. Beberapa contoh adsorpsi dalam kehidupan sehari-hari dan industri sebagai berikut:
- Pemutihan gula tebu menggunakan arang tulang dan tanah diatome.
- Penyerapan racun oleh karbon aktif pada obat diare (norit).
- Penjernihan air minum menggunakan tawas [Al2(SO4)3].
Koagulasi
Peristiwa penggumpalan partikel koloid karena kehilangan kestabilannya. Beberapa contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari dan industri sebagai berikut:
- Pembentukan delta di muara sungai.
- Karet dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan asam format.
- Lumpur koloidal dalam sungai dapat digumpalkan dengan menambahkan tawas.
Koloid PelindungÂ
Koloid yang dapat melindungi koloid lain agar tidak terjadi koagulasi. Suatu koloid dapat distabilkan dengan menambahkan koloid lain. Beberapa contoh koloid pelindung dalam kehidupan sehari-hari dan industri sebagai berikut:
- Lesitin, menstabilkan butiran air pada margarin.
- Gelatin, mencegah terbentuknya kristal es pada es krim.
- Minyak silikon, melindungi zat warna dan oksida logam dalam cat dan tinta.
Koloid Liofil & Koloid Liofob
Koloid liofil terjadi apabila terdapat gaya tarik-menarik yang cukup besar antara zat terdispersi dengan mediumnya. Pada koloid liofob terjadi apabila gaya tarik-menarik antara zat terdispersi dengan mediumnya cukup lemah. Contoh (Koloid hidrofil): sabun, detergen, agar-agar, kanji, dan gelatin. (Koloid hidrofob): sol belerang, sol Fe(OH)3, sol-sol sulfida, dan sol-sol logam.
Pembuatan Sistem KoloidÂ
Sistem koloid dapat dibuat dengan pengelompokan (agregasi) partikel larutan sejati atau menghaluskan bahan dalam bentuk kasar, kemudian diaduk dengan medium pendispersi. Cara yang pertama disebut cara kondensasi, sedangkan yang kedua disebut cara dispersi.
- Kondensasi, yaitu partikel larutan sejati (molekul atau ion) bergabung menjadi partikel koloid.
- Dispersi, yaitu partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H