“Kalau itu gini...lebih tepatnya gitu jaga sikap aja. Kita harus sopan, pelayanan nomor satu itu aja”
Oleh karena itu, rumah makan J-Star di Kabupaten Probolinggo yang mengusung konsep makanan percampuran khas cina dan jawa menampilkan kesan yang melekat kepada pengunjung. Hal ini karena keberhasilan rumah makan J-Star dalam menentukan segmentasi pasar yang berdasarkan selera makan masing-masing budaya pengendara atau pemudik, serta budaya jawa yang melekat bagi masyarakat di Kabupaten Probolinggo. Selain itu, keberhasilan itu juga tidak terlepas dari lokasi berdirinya rumah makan J-Star yang jaraknya hanya berkisar 1 kilometer dari pintu tol probolinggo barat. Lokasi ini akan lebih sering dilalui oleh kendaraan-kendaraan yang melintas, baik untuk masuk maupun keluar pintu tol.
Kemudian di hari raya lebaran, perbedaan pelayanan tergantung dari waktu kedatangan pengunjung ke rumah makan. Ketika sebelum hari raya lebaran, pengelola rumah makan melakukan aktivitas pelayanan saat waktu berbuka puasa saja, sedangkan saat setelah hari raya lebaran pengelola rumah makan melakukan aktivitas pelayanan mulai dari jam makan siang sampai dengan jam makan malam. Namun, dari cara melakukan pelayanan kepada pengunjung, rumah makan J-Star selalu menerapkan prinsip bersikap sopan kepada pengunjung.
Referensi:
Cahyaningrum, R. I. (2022). Pengaruh Harga, Lokasi, dan Kualitas Layanan terhadap Keputusan Pembelian Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo. Universitas Negeri Jember.
Farid, Muhammad. (2018). Aktivitas Pedagang Ikan Laut Di Pasar Pabean Surabaya. BioKultur, 7(1), 54-71.
Hefner, R. W. (2000). Budaya Pasar : masyarakat dan moralitas dalam kapitalisme Asia baru. PT Pustaka LP3ES Indonesia.
Untari, D. T. (2018). Strategi Pengembangan Kuliner Tradisional Betawi di DKI Jakarta. Ekuitas: Jurnal Ekonomi Dan Keuangan, 2(3), 313–340.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H