Pandemi Covid-19 membuat adanya ketimpangan pada kapasitas kesehatan di berbagai Negara. Pada forum G20 2022, Sekretaris Direktorat Kemenkes, dr. Nadia Tarmizi, M. Epid menyebutkan faktor penyebab ketimpangan tersebut, salah satunya yaitu adanya perbedaan kapasitas setiap Negara menggunakan genomic sequencing untuk mendeteksi patogen penyebab penyakit.Â
Bagaimanakah proses genomic sequencing dapat mendeteksi penyakit? Mari simak artikel ini lebih lanjut!
1. DNA
DNA adalah unit biologis dasar penyimpanan data. DNA terdiri dari urutan pasangan basa yang mana setiap pasangan memiliki salah satu nilai A (Adenine), T (thymine), C (Cytosine), atau G (Guanine). Pertama kali, model DNA diperkenalkan oleh Watsondan Crick (1953). Kombinasi dari keempat nilai tersebut menmghasilkan kombinasi kompleks yang memuat informasigenetik dari mahluk hidup. Pemetaan keseluruhan DNA pada satu mahluk hidup disebut genom.
2. Genom
Genom merupakan  rangkaian sekuens DNA organisme yang berisi instruksi-instruksi yang diperlukan organisme untuk berfungsi seperti pertumbuhan, embriogenesis, peka terhadap lingkungan, serta penyembuhan terhadap penyakit. Genom pada manusia memetakan 23 sekuens DNA besar (kromosom). Sekuens DNA tersebut mengkodekan spesies yang terdiri dari 3 miliar pasangan basa yang ada dalam inti setiap sel manusia.Â
3. Genomic SequencingÂ
Genomic sequencing merupakan metode untuk menentukan susunan genetik suatu organisme dan menemukan perubahan pada area genom. Perubahan-perubahan yang ditemukan tersebut, membantu ilmuwan memahami penyakit tertentu. Urutan genom digunakan untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit.
4. Genom Manusia
Genom manusia tersusun unik yang membuat setiap individu memiliki karakteristik seperti warna rambut, tinggi, dan warna kulit. DNA dapat memberikan informasi penting tentang cara kerja tubuh suatu individu dan hal-hal yang terjadi ketika individu mengalami sakit.Â