Mohon tunggu...
Ni Putu Novi Ardiyani
Ni Putu Novi Ardiyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Pendidikan Ganesha

saya seorang mahasiswa program studi Akuntansi, Universitas Pendidikan Ganesha dan hobi saya memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Brahma Vidya: Memahami Konsep Ketuhanan Hindu dalam Kehidupan Beragama

12 Maret 2024   23:51 Diperbarui: 12 Maret 2024   23:53 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam praktik, konsep Brahma Vidya juga menyampaikan pengajaran mengenai nilai-nilai toleransi, cinta kasih, dan juga saling memaafkan. Nilai-nilai ini sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari karena membantu orang hidup harmonis dengan orang lain dan mencapai kebahagiaan batin yang lebih besar.

Menurut kepercayaan Hindu, seseorang yang mengalami karma buruk harus menghadapi akibat dari perbuatannya di kehidupan selanjutnya. Namun, melalui pengabdian dan pengabdian kepada Tuhan, seseorang dapat meningkatkan karmanya dan menjadi lebih bahagia di kehidupan selanjutnya. Bhakti sebagai pandangan Hindu juga menekankan pentingnya bhakti, atau pelayanan kepada Tuhan, melalui doa, meditasi, persembahyangan, dll. Selain itu Bhakti juga dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti melantunkan mantra, melakukan puja, dan berlatih yoga. Bhakti juga dapat dipraktikkan melalui rasa hormat dan terima kasih kepada dewa dan dewi Hindu. Selain bhakti dalam ajaran agama hindu juga diajarkan mengenai karma. Karma adalah konsep penting dalam agama Hindu/Brahma Vidya. Karma mengacu pada hukum sebab akibat, yaitu setiap perbuatan yang dilakukan seseorang mempunyai akibat pada kehidupan selanjutnya.

Untuk mencapai ajaran bhakti dan meningkatkan karma baik dapat dilakukan dengan pemujaan-pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Pemujaan-pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Brahman dilakukan dengan dua model yaitu:

  • Trancendental (Impersonal God)

Trancendental adalah cara pemujaan kepada Sang Hyang Widhi pada posisi "acintyarupa" yang artinya diluar kemampuan berfikir manusia. Disebutkan dalam Reg Weda X.90.1 menjelaskan bahwa Sang Hyng Widhi Wasa: Serba Maha, Serba Bukan, dan sebagainya. Serta di luar batas berfikir mahluk lainnya, di dalam teks kawi disebutkan "tan kagrahita dening manah mwng indriya".

  • Immanen (Personal God)

Immanen dalam sifatnya Sang Hyang Widhi dipuja dan dihayati dengan posisi berwujud hingga bisa mudah dijangkau oleh rasa dan daya berpikir manusia yang memujanya. Dalam hal pemujaan ini Ida Sang Hyang Widhi dipuja dengan banyak gelar/nama atau "Namarupa" Dalam Reg Weda 1.164.46. Pemujaan dengan model seperti ini disebut dengan "Saguna Upasana". Upasana (pemujaan) membantu penyembah untuk duduk dekat atau bersatu dengan Tuhan. Ia mengisi hati dengan uddha bhawa dan prema, atau cinta murni kepada Tuhan, yang secara bertahap mengubah manusia menjadi makhluk Tuhan.  Upasana mengubah substansi mental, menghancurkan kualitas rajas dan tamas, dan mengisi pikiran dengan kualitas satwam atau kemurnian. Upasana menghancurkan warna, trishna, egoisme, nafsu, kebencian, kemarahan, dan sebagainya. Upasana mengalihkan pikiran ke dalam dan mempertemukan antarmukorti. Terakhir, dia mempertemukan orang-orang yang beriman dengan Tuhan, membebaskan mereka dari lingkaran kehidupan dan kematian, serta memberikan mereka keabadian dan kebebasan.

Penghayatan-penghayatan terhadap Brahman dalam Brahma Vidya

Penghayatan-penghayatan terhadap Brahman atau Ida Sanghyan Widhi Wasa harus dipahami oleh umat Hindu. Sebab, konsep Brahma Vidya sendiri dimaksudkan untuk memperkuat konsep ketuhanan dalam agama Hindu dan cara umat Hindu mendekati pemahaman Ida Samhyan Widhi Wasa. Untuk memahami Brahman/Ida Sang Hyang Widhi Wasa, kita perlu mengetahui beberapa model seperti:

1. Monotheisme

Kata monoteisme terdiri dari dua kata yaitu: "Mono" dan "Theisme". "Mono" berarti satu hal, dan "Theisme" berarti Tuhan. Jadi Monoteisme adalah kepercayaan pada satu Tuhan. Misalnya, orang yang hanya menganut satu agama, yaitu hanya menganut agama Hindu.

2. Politheisme

Politheisme berasal dari kata Poli yang artinya banyak atau lebih dari dua. Kepercayaan Politheisme biasanya dilakukan oleh sebagian masyarakat dengan sifat persatuan dan toleransi yang kuat. Seperti pada Masyarakat yang ikut atau menyembah tuhan lebih dari dua penyebutannya. Misalnya terjadi pada seseorang yang menikah dan menganut agama yang berbeda yaitu agama hindu dan Kristen yang dimana agama hindu yang memuja Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan Kristen yang memuja atau menyembah Tuhan Yesus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun