Minggu ini begitu padat akan acara kesenian, meskipun ditengah pandemi covid-19. Acara pameran dan pertunjukan musik dalam tajuk Ethnic Psychedelic Night diselenggarakan mulai 26 juni -- 3 juli 2021 di Sanga Story Coffee Batubulan.
Acara ini diinisiasi oleh founder Sanga Story Coffee "Keinginan memberi ruang untuk para seniman dan musisi yang kehilangan panggung ketika pandemi melanda, saya memiliki ruang publik sebagai tawaran ruang alternatif pengganti galeri, sehingga apresiasi seni tetap dapat berlangsung. Selain Sanga Story Coffee sebagai tempat nongkrong kini bertambah wawasan pengunjung dengan adanya suguhan musik dan seni visual" ungkap Arya Wira.
Menyambung keinginan Arya Wira, Made Krisna sebagai penyelenggara The Session merangkul teman- teman musisi dan perupa untuk merespon tema Ethinc Psychedelic. Â
Sebagai penerjemah konsep dan wujud kekaryaan Penawati sebagai penulis mengungkapkan makna dari Ethnic Psychedelic terdiri dari dua suku kata yang diartikan sebagai terbentuknya ekspresi jiwa yang bebas. Ethnic berarti kesukuan, kelompok atau grup.  Psychedelic merupakan kata yang dipinjam dari bahasa Yunani terdiri dari  Psycho, artinya pikiran, jiwa, dan mental, dan Delic atau Delein, artinya memanifestasikan, mewujudkan/merealisasikan. Dalam pameran ini ingin mengungkapkan hasil realisasi jiwa masing-masing ke dalam media seni dengan ekspresi masing- masing seniman.
![dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/06/28/screenshot-2021-06-28-at-01-05-46-11-whatsapp-60d8b4a1bb448605416cb9b5.png?t=o&v=770)
Ida bagus eka suta harunika, atau biasa dipanggil ekasutha, menampilkan karya lukis yang sarat akan kode visual tradisi dipadukan dengan pop culture hari ini.
Gede Sukarya, dimata Sukarya segala objek diterjemahkan menjadi bentuk yang lebih sederhana dan simple dengan tatahan kulit yang bulat- bulat. Sehingga tiap detail karyanya memberikan ruang imajinasi bagi penikmatnya untuk memperhatikan lebih bagaimana karyanya dapat membentuk ilusi imajinier dan pengalaman dari penikmatnya.
Iwan Sastrawan, memiliki latar belakang sebagai arsitek tidak menghambat dirinya untuk menjalankan hobi berkesenian sebagai photography, music, visual art. Dalam menciptakan karya seninya Iwan memilih drawing on paper dengan ballpoint ataupun pulpen.
Made Krisna, menyuguhkan dua karya seni lukis diatas kertas. Karya- karyanya banyak terinspirasi dari pengalaman hidup, fenomena yang sedang terjadi, sifat manusia, kecintaan terhadap binatang, hingga hal yang tabu seperti sex. Selain melukis krisna gemar bermusik, saat ini ikut bergabung dalam grup Lizen musik dengan konsep akustik yang menyuguhkan genre Ethnic.
Narreth, dalam karyanya banyak terinspirasi dari keberagaman suku dan budaya di nusantara ini sebagai media ungkap konflik sosial yang dialami dalam keseharian. Kegiatan berkeseniannya tidak hanya dalam seni visual Narreth tergabung dalam grup musik acoustic Lizen dan sebagai personil didalamnya.
Gung Bayu "Kalooong", Karya yang khas dari Gung Bayu menggambarkan corak warna hitam putih dan cendrung dark color yang banyak terinspirasi dari berbagai gaya ilustrasi gothic, biblical, dark, macabre.
Dwiana Putra "Huruf Mati", Satu-satunya digital artwork dalam pameran ini Dwiana Putra menghadirkan karyanya yang terispirasi dari gaya dark art yang menggambarkan objek seperti tengkorak dan elemen lainnya. Adapun dorongan dan motivasi dalam menggeluti seni digital banyak terinspirasi oleh seniman terdahulu dan teman-teman ilustrasi seperti made art, a.k.a kalooong, coki greenway, sony wicaksana, markusmanson, bazziergraphik, the vigilante, riddick, caestrad.
Lizen "Ethnic Accoiistic Music", dengan personil Dwisy (Djimbe), Narreth (Didgeridoo) dan Krisna (Gitar), Lizen menyuguhkan music acoustic dengan genre Ethnic. Latar music yang berbeda dari setiap personilnya membentuk lantunan yang unik dari campuran unsur genre blues, reggae, dan alat musik tradisional lainnya.
Itumada dan Kyrra b2b Alea Music "Dj Set"  bersama merespon tema psychedelic dengan musik- music dj khas musisi masing- masing. Dan Silver Jerry  menghadirkan  aktivitas tattoo dimana gaya dari hasil tattonya dengan bentuk khasnya tersendiri sebagai tattoo artist traditional handpoke. Kebanyakan desain tattonya terinspirasi dari motif pattern nusantara Indonesia, dot work, dan line work.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI