- Penerapan Model Pembelajaran Based Learning (PBL) untuk mengatasi masalah miskonsepsi pada pembelajaran matematika materi perbandingan senilai dan berbalik nilai siswa SMP Negeri 1 Sabu Barat Kabupaten Sabu Raijua Nusa Tenggara Timur
- Â
- Pendahuluan
- Menurut Moh. Amien (Salirawati, 2011) miskonsepsi bisa berasal dari buku teks, guru ataupun metode mengajar. Akibat dari miskonsepsi membuat siswa mengganggap sulit dalam belajar, melemahkan semangat siswa, bahkan membuat siswa merasa cukup lama untuk memahami (dalam Mulyani, Santosa, dan Pamungkas. 2020). Faktor-faktor penyebab terjadinya miskonsepsi dalam menyelesaikan soal essay pada materi aritmatika sosial yang ditinjau dari kecerdasan logis matematis sebagai berikut: Siswa tidak memahami materi yang diberikan guru, sehingga siswa mengalami miskonsepsi. Â Siswa tidak cermat dan teliti dalam membaca perintah soal sehingga informasi yang didapat dalam soal tidak lengkap atau salah. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dituliskan dalam perintah soal tidak jelas atau menggunakan bahasa yang kurang komunikatif, Siswa mencontek pekerjaan temannya dimana teman yang diconteknya mengalami miskonsepsi (Santoso, Susanto dan Meifiani. 2020)
Sehingga dapat disimpulkan latar belakang masalah dari dilaksanakannya praktik baik ini adalah bagaimana menerapkan model pembelajaran inovatif yang dapat mengatasi masalah miskonsepsi yang dialami sebagian siswa melalui penerapan model pembelajaran problem based learning (PBL) pada materi perbandingan senilai dan berbalik nilai.
Adanya miskonsepsi yang dialami sebagian siswa baik yang berasal dari buke teks, guru, metode mengajar serta faktor dari dalam siswa diharapkan dapat diatasi dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL)
Praktik pembelajaran ini sangat penting dibagikan  karena :
Praktik pembelajaran ini dapat memotivasi  guru untuk mendesain pembelajaran kreatif dan inovatif yang dapat mengatasi  miskonsepsi pada pelajaran matematika.
     Peran dan tanggungjawab guru dalam praktik baik  ini adalah :
menerapkan model pembelajaran yang inovatif  agar menambah motivasi dan hasil belajar siswa
memfasilitasi dan memastikan bahwa siswa dapat mengikuti seluruh proses pembelajaran dengan baik
membagikan praktik baik tersebut kepada guru-guru dan teman sejawat agar dapat menerapkan model pembelajaran problem based learning (PBL) dan  memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran  agar guru dan teman sejawat memiliki persepsi yang sama untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah dibuat.(situasi)
Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan  refleksi diri, wawancara dengan guru, kepala sekolah serta kajian literatur maka beberapa tantangan yang terjadi yaitu :
siswa belum terbiasa menggunakan metode diskusi untuk memecahkan masalah, Sehingga saya mengajak siswa untuk membiasakan diri berdiskusi dalam kelompok untuk dapat memecahkan masalah yang akan dianalisis