Mohon tunggu...
Niko Hukulima
Niko Hukulima Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta dan Aktivis Credit Union Pelita Sejahtera

Hidup terlalu singkat untuk disia-siakan. Berusaha untuk lebih baik hari demi hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Siswa Harus Banyak Bergerak, Webinar Pembelajaran Bermakna di Lembata

6 September 2020   21:40 Diperbarui: 6 September 2020   21:54 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alex Aur, peserta webinar, dosen di Universitas Pelita Harapan - Jakarta (dok. Koker)

Hal paling utama, demikian Bala, pembelajaran harus disesuaikan dengan kemauan otak. Otak sangat membutuhkan oksigen. Sirkulasi oksigen dalam otak hanya diperoleh dengan bergerak. 

Dengan bergerak yang didisain dalam pembelajaran, maka proses penyerapan pembelajaran akan lebih efektif ketimbang meminta siswa 'duduk tenang' dengan bahaya bahwa pemahaman itu tidak efektif.

Alex Aur, peserta webinar, dosen di Universitas Pelita Harapan - Jakarta (dok. Koker)
Alex Aur, peserta webinar, dosen di Universitas Pelita Harapan - Jakarta (dok. Koker)

Penekanan untuk Gerakan juga diungkapkan oleh Alex Aur Apelaby. Dalam intervensinya sekitar 3 menit,  dosen Liberal Arts pada Universitas Pelita Harapan Jakarta itu menekankan bahwa membiarkan siswa bergerak dengan sebuah disain yang baik akan sangat membantu. 

Alex sendiri mengakui bahwa hal itu diamati sendiri dalam puteri sulungnya. Ia tidak bisa tenang di tempat, selalu berjalan. Tetapi dengan bergerak sesuai iramanya, kadang ia mengajukan pertanyaan setingkat orang dewasa.

Sebagai salah satu butir kesimpulan atas ulasannya,  Bala, penulis buku Creative Teaching, Mengajar Mengikuti Kemauan Otak, menekankan bahwa kesadaran akan gerak telah menginspirasi berdirinya SMA Keberbakatan Olahraga San Bernardino. Di sekolah ini, setiap pagi, siswa diberi kesempatan minimal 2 jam untuk berolahraga. "Biarkan mereka capeh, dan setelahnya kita akan enak mengajarkan mereka", demikian Bala yang mengadopsi model pembelajaran Finlandia di Lembata.

Pada sisi lain, Dr. Damianus Dai Koban, M,Pd menandaskan perlunya kerjasama lintas bidang studi dari para guru. "Banyak kali guru egois mempertahankan kemandirian mata pelajarannya. Padahal para ahli dalam bidangnya telah sepakat bahwa di abad 21 yang penuh dengan kompleksitas, hanya bisa diatasi dengan kerjasama lintas bidang studi", tandas Dami.

Yan W. Waleng, Robert Bala, Damianus D. Koban, narasumber webinar (dok. Koker)
Yan W. Waleng, Robert Bala, Damianus D. Koban, narasumber webinar (dok. Koker)

Yohanes Wua Waleng pada giliran intervensinya menekankan bahwa pengalaman masa kecil siswa sangat berpengaruh terhadap masa depannya. Wua Waleng mengisahkan bahwa saat masih kecil ia harus berbagi satu telur dengan kakak-kakanya. Kini ia bisa menjadi pengusaha telur karena bermula dari hal itu bahwa ia harus bisa berbagi kepada lebih banyak orang, demikian pemilik JBM Aneka Telur yang sudah beromset miliaran rupiah.

Pengabdian Tulus 

Thomas Ola Langoday, Wakil Bupati Lembata
Thomas Ola Langoday, Wakil Bupati Lembata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun