Iman belanja anda dipastikan akan runtuh. Apa sebab? Begitu masuk kedalam pertokoan, disambut oleh penjaga tokoh yang ramah dan lancar berbahasa Indonesia. Apalagi begitu mendengar bahwa pemiliknya adalah seseorang yang beristrikan orang Pluit-Jakarta, lancar berbahasa Indonesia pula, dengan tidak lupa memanggil orang-orang Indonesia dengan sebutan sedulur. Runtulah iman belanjamu.
Beberapa truk hilir mudik, menyemprotkan bagian tepi jalan yang agak berdebu akibat lalulalangnya kendaraan dibagian tengah jalan. Sejenak, jalanan menjadi konclong kembali.
Dalam hati saya bergumam, betapa hebatnya kota dan orang-orang disini. Hal lain, jarang kita temukan rumah tinggal diatas tanah layaknya di Indonesia. Hampir semua masyarakat Hainan tinggal di rumah-rumah vertikal atau apartemen sehingga kota-kota disana terasa lengang.Â
Kemacetan hampir tidak ada. Pejalan kaki dalam jumlah banyak seperti di Jakarta juga hampir tidak dijumpai. Yang terlihat hanyalah para sepuh, berpasangan, berjalan perlahan menikmati udara sejuk dipinggir jalan dengan taman-taman asri terawat yang sungguh memanjakan mata, ditemani anjing peliharaan mereka. Ahhh.....andai semua ini ada di Indonesia. Betapa bahagianya.
Soal peraturan beserta sangsi-sangsinya, di Indonesia tidak kurang-kurang. Yang membedakan barangkali kita masih jauh dari mentaati aturan, walaupun sangsinya jelas. Singkatnya Rule of Law-nya belum berjalan semestinya.
Seorang teman bergurau, bagaimanapun di Jakarta jauh lebih enak karena bisa dengan mudah mendapatkan apa saja yang saya inginkan; beli gorengan ada dan dekat, beli apa saja muda karena semua tersedia di setiap jengkal jalan yang di lewati.Â
Saya amat menikmati pengalaman berkunjung ke Hainan. Hanya satu hal yang membuat saya kurang happy, "pakai tisue ketika selesai buang air besar". Rasanya tidak bersih hehehe....