Dalam praktiknya, ada lima hal yang menjadi pedoman utama keberhasilan QRIS Cross Border ini yaitu mempromosikan konektivitas pembayaran ASEAN dan keterkaitan regional sistem pembayaran melalui infrastruktur terbuka dan interkoneksi pembayaran retail, bentuk implementasi multilateral dengan berbagai Negara, mendorong inklusi keuangan, pariwisata, dan ekonomi digital (UKM) inklusi, kepatuhan hukum dan peraturan di kedua yurisdiksi dan memaksimalkan model penyelesaian mata uang local.
Bagaimana QRIS Cross Border Bekerja ?
Adanya QRIS Cross Border telah memudahkan keperluan transaksi WNI saat berada di negara-negara ASEAN yang menjalin kerja sama RPC. Begitupun bagi WNA seperti dari Malaysia dan Thailand yang sedang kunjungan ke Indonesia. Saat ingin melakukan pembayaran untuk berbagai kebutuhan di negara lain, transaksi bisa dilakukan cukup memakai ponsel dengan memindai QRIS.
Cara kerja QRIS Cross Border sangat sederhana, pelanggan asing bisa melakukan pembelian di merchant Indonesia menggunakan aplikasi pembayaran dari negara asal mereka. Aplikasi pembayaran yang digunakan harus yang sudah mendukung layanan pindai QRIS. Pelanggan tinggal scan QR Code yang disediakan oleh merchant dan pembayaran akan langsung diproses. Selain itu juga dapat menunjang pelaku bisnis di Indonesia untuk bisa bertransaksi lebih mudah dengan pelanggan internasional tanpa perlu menghadapi masalah biaya dan kompleksitas pembayaran lintas batas. Penggunaan sistem transaksi ini juga memberi keuntungan bagi UMKM karena biaya MDR yang lebih murah dibandingkan jika menggunakan sarana payment internasional.
Manfaat serupa juga dirasakan oleh pelanggan atau wisatawan asing. Misalnya saat membeli produk lokal di destinasi wisata, pelanggan tidak perlu mengeluarkan uang tunai atau menggunakan kartu kredit untuk melakukan pembayaran. Transaksi cukup dilakukan lewat scan QR Code sehingga lebih praktis. Selain itu, keuntungan lainnya adalah nilai tukar mata uang yang lebih murah. BI mencatat implementasi RPC antara Indonesia Malaysia maupun dengan Thailand telah menunjukkan hasil positif. BI juga berencana bakal merealisasikan sistem pembayaran ini dengan Bank Sentral Singapura pada akhir 2023.
Pertumbuhan Ekonomi Digital
Dampak besar penggunaan QRIS Cross Border ini salah satunya di sector Pariwisata. Di Malaysia misalnya, Yusfida Khalid selaku Pj Kepala Eksekutif Dewan Pariwisata Serawak pada sejumlah media mengatakan jika kunjungan WNI mencapai 200.000 orang selama periode Januari – Juni 2023, jumlahnya jauh meningkat di banding tahun lalu.
Selanjutnya, data Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Statistical Yearbook menyebut bahwa warga ASEAN yang berkunjung ke Indonesia pada 2021 lalu sebanyak 528.200 orang atau setara dengan 54 % dari total wisatawan yang berkunjung ke 10 negara ASEAN. Artinya secara presentase dibandingkan dengan 10 negara kawasan Asia Tenggara, Indonesia berhasil meraih posisi pertama jumlah wisatawan yang berkunjung. Bahkan menggeser posisi Malaysia yang menjadi teratas ketika sebelum pandemi.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyodi juga menyampaikan bahwa kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap kuat didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal hal ini ditandai dengan laporan triwulan III 2023, dimana nilai transaksi Uang Elektronik (UE) meningkat 10,34 persen (yoy) sehingga mencapai Rp116,54 triliun, sementara nilai transaksi digital banking tercatat Rp15.148,71 triliun atau tumbuh sebesar 12,83 persen (yoy). Bank Indonesia juga mencatat nominal transaksi QRIS tumbuh 87,90 persen (yoy) dan mencapai Rp56,92 triliun, dengan jumlah pengguna 41,84 juta dan jumlah merchant 29,04 juta, di mana sebagian besar merupakan UMKM. Pertumbuhan ekonomi ini tidak lepas dari komitmen Bank Indonesia untuk terus mendorong akselerasi digitalisasi sistem pembayaran dan perluasan kerja sama sistem pembayaran antarnegara guna mendorong inklusi ekonomi keuangan dan memperluas ekonomi dan keuangan digital. (RR)
“Qrisnya Satu, Menangnya Banyak!”
“Participant of BI Digital Content Competition 2023”.