Lagi-lagi masih tentang rindu yang tertuju padamu, menurutmu bukankah ini sia-sia? Rindu yang tak akan pernah sampai.
Aku pernah membiarkan orang lain masuk kedalam ruang diri, tak lama setelahnya aku menyuruhnya pergi dengan sikapku. Rasanya salah jika harus memulai saat yang lama belum benar-benar usai.
Tidak ada hal istimewa yang bisa menjadi kisah, tentangmu selalu menjadi kisah untukku sendiri.
Anehnya kepergianmu tidak membuatku membencimu, rasa ini tidak memberiku ruang untuk membencimu, pergimu hanya menyisakan rindu yang berulang dan tak pernah habis.
Kini jarak semakin jauh, dan perjalan membawamu melupakanku.
Sedang aku, ia membawaku merinduimu semakin dalam.
Kamu adalah doa panjang yang pernah aku minta dengan sungguh, sayanngya kini telah ku hapus namamu dan tak pernah ku minta lagi. Maaf bukan sengaja ku hapus, aku hanya membiasakan diri untuk berhenti mengharapkanmu kembali. Rasanya salah jika harap masih tertuju padamu, sedang kenyataan tak akan pernah lagi ada kamu.
Kita adalah dua orang yang tak pernah berani mengungkapkan perasaan masing-masing, kita tak pernah berani menerima hal-hal yang masih menjadi kemungkinan. Yang akhirnya perpisahan menjadi pilihan kita.
Entah berapa kali aku menangis dan meyakinkan diriku bahwa semua akan baik-baik saja, aku hanya kehilang satu orang, dan itu tidak akan mengubah banyak hal. Aku akan tetap aku dulu ataupun sekarang.
Namun pergimu membawa hati yang terlanjur aku jatuhkan padamu. Sakit rasanya hanya untuk sekedar mengingat bahwa hari ku tidak lagi akan ada kamu.
"AKU INGIN BERHENTI" aku menetapkan pikiran dan hatiku agar bisa berjalan bersama.