Mohon tunggu...
Ngurah Parikesit
Ngurah Parikesit Mohon Tunggu... Dosen - PhD Candidate Melbourne Law School, Dosen Fakultas Hukum Universitas Udayana

Dosen Fakultas Hukum Universitas Udayana, PhD Candidate Melbourne Law School, Australia

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

3 Kunci Sukses Australia dalam Penanganan COVID 19

27 Juli 2020   16:24 Diperbarui: 27 Juli 2020   16:18 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tulisan ini adalah sekedar sharing tentang bagaimana pola negara yang telah saya tinggali selama 4 tahun ini menangani virus corona. Tapi sebelumnya, inilah update terakhir data corona di Australia per 24 April 2020. Saya berusaha menggunakan Bahasa sederhana yang ringkas dan to the point, bukan yang "melangit" dan bertele-tele.

Jumlah confirmed case corona: 6675 (minggu lalu jumlah penderita virus corona di Australia lebih besar dari jumlah penderita di Indonesia).

Jumlah kematian akibat corona: 78 orang (Jadi persentase kematian akibat corona adalah 1, 16%).

Jumlah Pasien yg sembuh: 5136 (Jadi, orang masih berjuang melawan virus ini berjumlah 6675- 5136-78 = 1461 orang).

Jumlah penderita yg harus dirawat di rumah sakit: 138 dan 42 diantaranya harus berada di ICU.

Jumlah corona test yang dilakukan: 482.370 test (Jumlah ini adalah nomor dua terbanyak per ratio penduduk di dunia setelah Korea Selatan).

Jumlah persentase positif dari hasil test: 1,4 %.

Data ini menunjukkan bahwa pemerintahan Australia relatif berhasil mengendalikan penyebaran virus corona. Berikut saya sampaikan kronologi penyebaran virus corona di Australia.

Kasus pertama virus corona terjadi di kota Melbourne dan diumumkan pada tanggal 25 January. (bandingkan kasus pertama virus corona di USA; 20 Januari, Italy; 31 Januari, Spain; 31 Januari, Indonesia; 2 Maret).

25 Januari 2020

Kasus ini melibatkan seorang pria yang baru saja tiba di kota Melbourne pada tanggal 19 Januari setelah sempat mengunjungi kota Wuhan, epicentre pertama virus ini. Namun walaupun baru diumumkan di tanggal 25 January, pemerintah federal maupun pemerintah negara bagian sudah menyatakan bahwa virus corona is not a matter of "if", but "when" dan segala informasi terkait virus corona ini sudah disampaikan ke publik. 

Di sekolah, kampus, dan fasilitas public selalu terdapat poster-poster yang menerangkan pentingnya untuk mencuci tangan dan mengenakan masker apabila sakit. O iya, Australia hingga detik ini justru tidak merekomendasikan penggunaan masker bagi orang yang sehat.

1 Februari 2020

Australia termasuk negara yang pertama kali melakukan pelarangan terbang dari dan menuju China, tepatnya tanggal 1 Februari 2020. Pengecualian hanya berlaku bagi warga negara Australia yang kembali dari China. Tetapi mereka harus melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.

15 Maret 2020

Semua orang yang baru datang dari perjalanan internasional alias overseas travellers wajib melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari.

20 Maret 2020

Semua penerbangan internasional ditutup. Pengecualian hanya untuk warga negara Australia yang baru tiba dari luar negeri, tetapi harus melalui proses isolasi mandiri.

23 Maret 2020

Restrictions stage 1 untuk social gathering diterapkan. Pembatasan operasi untuk gym, pub, casino, restaurants (for take away only). Pertemuan religious menerapkan aturan one person per 4 square metre). Pertemuan yang melibatkan lebih dari 500 orang (indoor) dan lebih dari 1000 orang (outdoor) dilarang. Sekolah-sekolah masih diperbolehkan buka di stage ini.

24 Maret 2020

Penerbangan domestic hanya untuk kepentingan yang dikategorikan essentials alias penting.

25 Maret 2020

Hanya dalam waktu 2x 24 Jam, Pemerintah Federal langsung menaikkan level kewaspadaan menuju Restrictions Stage 2. Di level ini, hanya beberapa sector usaha yang masih diijinkan beroperasi seperti supermarket, pom bensin, farmasi dan food delivery. Selebihnya mereka harus tutup. Kewajiban menjaga jarak alias social distancing diterapkan. Event pernikahan diperbolehkan dengan maksimal melibatkan 5 orang. Pemakaman maksimal melibatkan 10 orang. Public gathering diperbolehkan dengan maksimal melibatkan 5 orang.

30 Maret 2020

Sadar bahwa 2/3 jumlah penderita virus berasal dari overseas travellers, maka pemerintah federal menetapkan bahwa semua warga negara Australia yang baru datang dari luar negeri harus melakukan proses karantina 14 hari di hotel2 yang ditentukan oleh pemerintah dengan penjagaan ketat polisi.

31 Maret 2020

Hanya berselang sekitar 5 hari dari restriction stage 2, restrictions stage 3 diterapkan. Pada level ini, pertemuan public maksimal melibatkan 2 orang. Masyarakat hanya diperkenankan ke luar rumah dengan 4 alasan. Belanja kebutuhan pokok, berobat, berolahraga (jogging), bekerja atau belajar yg tidak mungkin dilakukan secara daring.

12 April 2020

Sejak tanggal ini, jumlah penderita baru virus ini konsisten berjumlah kurang dari 50 setiap harinya alias Australia is success in flattening the curve.

Kesimpulan

Tindakan tanggap pemerintah menjadi kunci kesuksesan pengendalian pandemik ini. Australia menjadi salah satu negara yang pertama kali melarang penerbangan dari dan menuju China. Walaupun tidak mengenal istilah lockdown, peningkatan level kewaspadaan (restriction stages) dilakukan secara cepat. Australia masih menerapkan level 1 di tanggal 23 Maret, namun di tanggal 31 Maret, tingkat kewaspadaan sudah di level 3.

Selain itu, proses penegakan hukum dilakukan secara tegas. Tidak ada hukum tanpa sanksi alias Lex Imperfecta. Setiap pelanggaran, khususnya social distancing, on the spot fine alias denda di tempat diterapkan. Masyarakat Australia sebenarnya tidak memiliki kedisiplinan yang tinggi, namun adanya sanksi tegas membuat efek jera. 

Pernah terjadi kasus 3 anak muda yang didenda AUD 1000 (10 Juta) karena bermain game di lounge suatu asrama mahasiwa. Denda pernah pula diterapkan kepada 6 pria yang terpergok bermain basket di suatu taman. Bondi Beach langsung ditutup begitu polisi melihat kerumunan massa yg ternyata mereka hanya berjemur dan tidak berolahraga. Minister of Arts dari pemerintahan negara bagian New South Wales langsung mengundurkan diri dari jabatannya karena terkena denda akibat melanggar aturan social distancing.

Kemudian, terdapat pembagian kewenangan yang tegas antara Pemerintah Federal (Pusat) dengan Pemerintah Negara Bagian (daerah). Pemerintahan federal memperbolehkan beberapa negara bagian untuk melakukan penutupan batas wilayahya (Border Closure). 

Tasmania dan Western Australia yang pertama kali menerapkan larangan berkunjung ke wilayahnya. Jadi, pemerintah negara bagian memiliki kewenangan untuk melakukan penutupan wilayah. 

Pemerintah negara bagian juga memiliki kewenangan untuk menentukan boleh/tidaknya sekolah-sekolah kembali buka secara normal. Pemerintah negara bagian New South Wales sudah mengijinkan sekolah beroperasi di tanggal 29 April nanti, sementara pemerintah negara bagian Victoria belum. Namun, untuk aturan terkait level kewaspadaan (Restriction stages), Pemerintah Federal memiliki kewenangan mutlak dan pemerintah negara bagian wajib mengikuti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun