"Inilah Ibu-Bapak, fakta yang kami ketahui dari mereka. Anak-anak memerlukan contoh teladan yang baik dari orang-tua di rumah. Tidak bisa hanya mengandalkan para guru di sekolah saja." Penjelasan wali kelas ini begitu keras menampar para wali murid, menghunjam ke dalam hati sanubari. Tak satu pun dari wali murid yang berani berbicara. Suasana begitu hening. Wajah-wajah mereka tertunduk malu.
Beberapa saat kemudian Ibu wali kelas meredakan keheningan. "Ibu-Bapak yang saya cintai. Sanggupkah Ibu-Bapak mulai saat ini memberikan contoh yang baik kepada anak-anak di rumah?" Dengan intonasi dan nada suara agak rendah mereka serempak menjawab, "Sanggup!"
"Alhamdulillah. Kita harus berjuang bersama-sama untuk menjadikan anak-anak kita seperti yang kita harapkan. Agar bisa terwujud dengan baik, maka harus dimulai dari diri Ibu-Bapak sendiri sebagai contoh. Semoga kita tetap istiqamah dalam memperjuangkannya. Terima kasih Ibu-Bapak semuanya atas kerjasamanya."
Kemudian, pembagian raport dilaksanakan. Dul Genuk pulang dengan membawa beban amanah -pesan-pesan- yang harus disampaikan kepada adik yang diwakilinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H