Dalam mempelajari Al-Quran, pilihlah sumber yang diakui kredibilitasnya. Tafsir seperti Tafsir Ibnu Katsir atau Tafsir Jalalain merupakan referensi yang telah digunakan oleh para ulama selama berabad-abad. Di era digital, banyak aplikasi dan situs terpercaya seperti Quran.com, Al-Quran Kemenag RI, dan Muslim Pro yang menyediakan tafsir dengan akurasi tinggi. Dan tak lupa untuk senantiasa mengkroscek tentang website atau aplikasi yang kita gunakan sudah tepat dan bukan buatan ulang individua tau kelompok yang tidak kita inginkan.
2. Belajar Secara Berkelompok
Studi kelompok dengan mentor atau teman sebaya dapat memperkuat pemahaman. Dengan berdiskusi, generasi milenial bisa saling bertukar pandangan dan memperkaya wawasan tentang Al-Quran. Komunitas-komunitas seperti halaqah atau kajian online adalah platform yang efektif untuk belajar bersama. Dari komunitas-komunitas ini juga dapat mempermudah anak muda untuk mendapatkan lebih banyak ilmu agama terutama tafsir Al-Qur'an dari negara-negara di Timur Tengah yang mayoritas ilmu-ilmu agama lebih banyak berkembang dan maju disana, bahkan mereka bisa saja bertemu secara online bahkan secara langsung dari kelompok atau halaqah tadi.
3. Manfaatkan Teknologi Secara Bijak
Aplikasi seperti Tafsir Al-Muyassar atau Bayyinah TV menyediakan konten yang relevan untuk generasi muda. Beberapa aplikasi bahkan menawarkan audio tafsir untuk didengarkan saat bepergian, membantu menjaga konsistensi belajar di tengah jadwal yang padat. Berkembang pesatnya teknologi dan cepatnya informasi harus di manfaatkan dengan baik bagi anak muda dengan searching informasi atau sesuatu yang tidak kita ketahui di media internet dan digital.
4. Pelajari Beragam Tafsir
Memahami Al-Quran tidak cukup hanya dari satu sudut pandang. Membandingkan tafsir dari berbagai mazhab atau ulama dapat memberikan perspektif yang lebih luas. Tafsir dalam islam sangat Beragam macamnya dengan ulama-ulama terkenal pada masanya dan tentunya dengan pemikiran dan gaya penulisan yang berbeda maka dari itu kita sebagai anak muda setidaknya mampu memahami hal tersebut dan menghargainya, dan untuk sejauh ini shahih Muslim dan Bukhari masih menjadi pedoman ketiga dan keempat umat muslim untuk masalah sehari-hari dalam bermuamalah dan tafsir dari dinasti-dinasti terdahulu setelah wafatnya Rasulullah SAW seperti Dinasti Umayyah, Dinasti Abbasiyah, dan sebagainya . Namun, pastikan untuk tetap kritis dan tidak melupakan nilai-nilai dasar Islam.
5. Terapkan Al-Quran dalam Kehidupan
Penting untuk menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup, bukan hanya bacaan. Nilai-nilai seperti kejujuran, kerja keras, kasih sayang, dan tanggung jawab yang terkandung dalam ayat-ayat suci harus diterapkan dalam tindakan sehari-hari.
6. Gunakan Bahasa yang Sederhana
       Gunakan bahasa yang sederhana, modern, dan komunikatif tanpa kehilangan makna orisinal tafsir. Pendekatan ini memungkinkan generasi milenial memahami kandungan ayat dengan mudah. Narasi yang ringan dan mengalir juga membantu menyampaikan pesan secara efektif.