Alur cerita yang dituangkan cenderung ringan sehingga mudah untuk ditangkap. Akan tetapi, alur ceritanya maju mundur sehingga seringkali membuat pembaca bingung -- berpikir sejenak memahami alurnya (termasuk saya). Meskipun begitu, penyertaan unsur komedi tipis-tipis membantu ceritanya lebih hidup dan tidak kaku.Â
Kisah yang diangkat merupakan kisah yang sering terjadi di dunia nyata. Tidak hanya kisah romansanya tetapi juga permasalahan di luar kisah romansanya. Sehingga banyak pembaca yang relate dengan kisah yang disajikan.
Jika kalian tidak merasa mendapatkan "feel" dari ceritanya, mungkin salah satunya kalian belum/tidak relate maupun menjumpai dengan permasalahan yang ditonjolkan.
Banyak nilai-nilai yang bisa diambil dari novel Pukul Setengah Lima. Salah satunya jangan membenci diri sendiri. Â Berpura-pura memang terkadang menyenangkan dan diperlukan. Tetapi jangan sampai terlena hingga batasan antara realita dan kebohongan melebur menjadi satu.
Teruntuk kalian yang minat dengan novel Pukul Setengah Lima, kini harus sabar menunggu terlebih dahulu untuk beredar di toko buku. Dikarenakan masih hanya sebatas pre-order yang sudah dilakukan dua kali di bulan Agustus lalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H