“kweek..kweeek.. kweeek..” suara bebek memecah keheningan.
“ini gara2 elo harimau cuman sibuk ngurus perutmu sendiri. Saat memimpin, kelakuan elo lebih buruk dari babi ”.
“sungai2 membusuk, mampet, jadi sarang penyakit elo cuekin, banjir rutin tidak pernah elo pikirin dengan sungguh2 gimana ngatasinya. Malah sok2an rutin main golf tiap hari.”
“ Kini hutan diurus sebentar oleh babi, sungai jadi bersih, hutan jadi lumayan nyaman.”
“ ya sudahlah, lanjutken, biarkan babi memimpin, persetan dengan elo harimau” suara bebek melengking.
“kweek..kweeek.. kweeek..” suara riuh rombongan bebek yang segera beringsut bergabung di belakang barisan serigala.
Para bebek tidak mendengar cekikikan lirih sesama serigala “makanan malam sudah siap bro,… Auuuummm”.
Harimau tua cuman terdiam. Dalam hati dia bergumam “Urusan kalianlah ane udah sakit2an toh sebentar lagi ane juga udah koit sebodoh teuing “
Hutan kembali senyap. Waktu berlalu seperti siput, merangkak lambat. Semua saling menunggu.
Akhirnya berdirilah hewan besar bergading bermata sendu dengan belalai menjulur.
Sang Gajah berdiri, hewan jumbo dan melo ini berjalan pelan kedepan. Semua mata penghuni hutan menatap dengan seksama.