Mohon tunggu...
Handri Handri
Handri Handri Mohon Tunggu... -

selalu ada alasan utk ketawa... kalo mau jadi teman harus suka ketawa juga yach... :D

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Saat Nanti

9 Maret 2011   03:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:57 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pekerjaannya memang melelahkan dan menyita waktu, tapi Rita amat menyukainya. Berbeda dengan Damar. Meskipun ia kuliah di bidang yang sama, dan ia mendapat pekerjaan sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki, tetapi ia tidak menikmatinya. Dorongan untuk menjadi pemain biola yang handal selalu terngiang-ngiang di benaknya. Ia menyadari untuk meraih cita-citanya itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar, dan waktunya sudah banyak tersita oleh bidang yang tidak ia minati. Hingga pada saat yang tepat ia memutuskan untuk mengejar ketertinggalannya itu.

Tapi sayang, pikiran Damar tidak sejalan dengan Rita. Ia tidak ingin Damar mempertaruhkan apa yang sudah dimiliki untuk hal yang belum pasti.

Rita menghempaskan tubuhnya ke pembaringan bertepatan dengan dentang jam dinding pukul sepuluh malam. Damar belum pulang. Belakangan ini Damar memang sering pulang malam. Bahkan kadang sampai pagi bila memang benar-benar mendesak. Rita tidak paham kebiasaan pekerja seni.

Rita masih ingat saat mendapati suaminya sedang menghitung hasil keterlibatannya pertama kali bermain musik di sebuah kafe, jumlahnya tidak seberapa.

"Mas, kenapa masih dipertahankan juga kerja dengan hasil sedikit begitu? Coba bandingkan dengan hasil kerja mas di kantor, kan jauh lebih besar."

Damar hanya memandang istrinya pasrah. Semua yang dikatakan isterinya memang benar. "Bersabarlah, Ta. Untuk permulaan ini sudah termasuk lumayan"

"Hasil kerja Mas di kantor jauh lebih lumayan, Mas."

"Iya, benar. Tapi..."

Rita beranjak meninggalkan suaminya. Ia tidak mau lagi mendengar alasan apapun.

Sampai suatu ketika Damar menghampiri Rita dengan wajah berbinar-binar. "Rita, aku diajak ikut pegelaran konser musik."

Dan sejak itu Damar banyak menghabiskan waktu untuk persiapan pergelaran tersebut. Rita jadi sering kesepian di rumah, sehingga ia lebih memilih menyibukkan diri dengan pekerjaan kantor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun