Mohon tunggu...
Bhakti Nārāyaṇa
Bhakti Nārāyaṇa Mohon Tunggu... -

Tahun 1984 silam terlahir di pulau dewata. Saat ini sedang meniti karir di lembaga research dalam bidang nuklir dan radiasi. Tertarik akan sains dan spiritual sejak mengambil studi di Teknik Nuklir di UGM yang dibarengi dengan gemblengan spiritual di Narayana Smrti Ashram Yogyakarta.\r\n\r\nMoto hidup: "Simple living high thinking". Semoga karya tulis sederhana ini dapat berguna bagi semua orang.\r\n\r\nUntuk tulisan-tulisan saya yang lain silahkan baca di link berikut:\r\n\r\nhttp://ngarayana.web.ugm.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Memuja Berhala?

28 Desember 2009   05:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:44 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Begitu pula, dengan memuja dan melayani Arca Vigraha Sri Krishna dibawah bimbingan guru kerohanian, pasti doa-doa pujian sang bhakta di dengar oleh Beliau. Makanan yang dia persembahkan kepada Arca Vigraha-Nya, pasti disantap dengan senang hati oleh Beliau. Dan pelayanan yang dilakukan kepada Arca Vigraha-Nya, pasti menyenangkan Beliau pribadi.

Analogi pilosofis tentang pemujaan Arca Vigraha dapat di analogikan bagai Anak kecil dungu berkata kepada Ayahnya,”Wah, ini kotak Pos tidak punya tangan dan kaki. Bagaimana ia bisa membawa surat ke tempat lain?”. Demikian juga mereka yang mencela pemujaan Arca Vigraha Tuhan sebagai pemujaan berhala dan kesesatan, tidak sadar bahwa dirinya sebodoh dan sedungu si Anak kecil itu ketika berkata,”Wah, ini patung adalah benda mati yang tidak bisa bergerak. Bagaimana mungkin ia bisa mendengar doa, menikmati hidangan dan merasakan layanan pemujanya?”. Seseorang hanya bisa mengerti bahwa Arca Vigraha Sri Krishna adalah Beliau sendiri hanya dengan melaksanakan proses bhakti: Arcanam. Seperti halnya anda bisa mengerti apa sebenarnya susu yang enak itu hanya dengan meminumnya, bukan dengan meraba, mencium ataupun melihatnya.

Sementara mencela pemujaan Arca Vigraha, orang-orang materialistik dan atheistik membuat gambar dan patung sang Pemimpin yang telah mati dan menghormatinya dalam setiap upacara kenegaraan. Penganut ajaran non-Vedik juga berkata bahwa Tuhan maha besar tidak terbayangkan dan tak terpikirkan, tetapi mereka selalu berkata bahwa dirinya bertemu dengan Tuhan setiap kali mereka sembahyang dan sungguh mencintai-Nya. Disamping itu semua praktek keagamaan non-Vedik juga menggunakan simbol-simbol tertentu yang secara sadar ataupun tidak di sadari adalah simbolisasi “perwujudan” dari Tuhan.

Artikel terkait:

1. Arca Vigraha 2. Hindu pemuja berhala (bagian 1) 3. Hindu pemuja berhala (bagian 2) 4. Orang Hindu memuja patung dan batu? 5. Apa beda Arca dengan Berhala?

Special Thanks to Haladara Prabhu that provided materials for this article.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun