Mohon tunggu...
Bhakti Nārāyaṇa
Bhakti Nārāyaṇa Mohon Tunggu... -

Tahun 1984 silam terlahir di pulau dewata. Saat ini sedang meniti karir di lembaga research dalam bidang nuklir dan radiasi. Tertarik akan sains dan spiritual sejak mengambil studi di Teknik Nuklir di UGM yang dibarengi dengan gemblengan spiritual di Narayana Smrti Ashram Yogyakarta.\r\n\r\nMoto hidup: "Simple living high thinking". Semoga karya tulis sederhana ini dapat berguna bagi semua orang.\r\n\r\nUntuk tulisan-tulisan saya yang lain silahkan baca di link berikut:\r\n\r\nhttp://ngarayana.web.ugm.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Memuja Berhala?

28 Desember 2009   05:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:44 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dalam Bhagavad Gita 6.30 Sri Krishna sendiri berkata,”Yo mam pasyati sarvatra, dia (bhakta-Ku) melihat Aku dimana saja”. Itu berarti sang bhakta pun melihat Beliau pada Arca Vigraha-Nya. Dengan kata lain, dia melihat Arca Vigraha-Nya adalah Beliau pribadi.

Cinta (bhakti) kepada tuhan timbul jika seseorang bebas dari anartha. Anartha adalah kotoran yang menyelimuti hati dan pikiran yaitu:

  1. Asat trsna, kemelekatan pada harta/jabatan/kesenangan material dunia fana
  2. Hrdaya daurbalyam, kepicikan/kelemahan hati.
  3. Aparadha, kesalahan dalam pelayanan bhakti kepada arca vigraha tuhan (seva-aparadha) dan kesalahan kepada para bhakta lain (vaisnava-aparadha).
  4. Brahma-tattva, filsafat yang tidak mengakui adanya wujud pribdi rohani Tuhan yaitu filsafat mayavada.

Contoh praktis melihat berdasarkan cinta antara lain;

  1. Video si bayi dilihat oleh sang ibu sebagai si bayi itu sendiri.
  2. Jepit rambut si gadis tercinta di lihat oleh sang pemuda sebagai si gadis kekasihnya sendiri.
  3. Foto mendiang suami dilihat oleh sang janda sebagai suaminya sendiri.

Apa bedan Arca vigraha dan berhala? Arca vigraha adalah wujud Tuhan yang dibuat dan diperlakukan sesuai petunjuk sastra (kitab suci veda), sedangkan berhala adalah wujud yang dibuat berdasarkan imaginasi seseorang dan diperlakukan sesuai dengan kehendak orang itu.

Veda menyatakan ,”Atah sri krsna namadi na bhaved grahyam indriyaih sevon mukhe hi jihvadau svayam eva spurathy adah, nama,wujud dan hal-hal lain tentang Sri Krishna tidak dapat dipahami secara benar dengan indriya jasmani kasar. Hanya setelah seseorang melakukan pelayanan bhakti dengan lidahnya mengucapkan nama-nama suci Beliau serta menikmati prasadam-Nya, dia menjadi tersucikan dan berangsur-angsur mengerti tentang diri pribadi Beliau” (Padma Purana sebagaimana dikutip dalam Bhakti Rasamrta Sindhu 1.2.234).

Canakya Pandita berkata,”Na devo vidyate kastha na pasane na mrumaye, Tuhan tidak ada pada patung yang terbuat dari kayu, batu atau tanah. Bhave hividyate devas, Tuhan ada dalam bhakti. Tasmad bhave hi karanam, maka bhakti adalah penyebab Beliau ada pada patung itu” (CN.8.11).

Patung/gambar/lambang/simbul menunjukkan identitas:

  1. Gambar/foto sang Ayah diakui oleh si Anak sebagai ayahnya sendiri. Ketika temannya yang jahil meludahi gambar/foto itu, si Anak jadi marah dan langsung memukul temannya itu.
  2. Bendera merah putih adalah lambang negara Indonesia dan dianggap negara Indonesia itu sendiri. Sebab, bila seseorang merobek bendera itu didepan umum, dia akan segera ditangkap polisi.
  3. Patung pahlawan dianggap si Pahlawan itu sendiri. Sebab bila seseorang merusak patung itu, dia akan segera ditangkap polisi.

Jadi dalam kehidupan sehari-hari, gambar/foto, bendera dan patung itu tidak dianggap sebagai benda mati yang tidak bermakna apapun. Tetapi semua itu dianggap sebagai sesuatu yang bermakna, sakral dan harus dihormati. Begitu pula, Arca Vigraha dilihat dan diperlakukan oleh bhakta-Nya sebagai Beliau pribadi, bukan sebagai benda mati yang berwujud khayal tanpa makna apapun. Karena itu, bila pemujaan kepada Arca Vigraha Sri Krishna dianggap kegiatan khayal dan sesat, dan dengan demikian para bhakta yang melakukannya adalah orang-orang bodoh atau pandir, maka semua  orang  di muka Bumi yang menghormati lukisan leluhurnya, bendera kebangsaannya dan juga patung pahlawannya, adalah manusia-manusia pandir pula.

Sungguhkah begitu? Tentu saja tidak. Sesungguhnya mereka yang mecela pemujaan Arca Vigraha Tuhan itulah orang-orang bodoh dan dungu karena berpikir dangkal, picik dan miskin pilsafat.

Atas karunia-Nya yang tidak bersebab, Sri Krishna berkenan hadir dihadapan para penyembah (bhakta)-Nya sebagai Arca Vigraha agar mereka mudah berhubungan dengan-Nya dan melayani-Nya sesuai dengan petunjuk kitab suci Veda.

Petunjuk Veda agar sang bhakta memuja dan melayani Arca Vigraha-Nya sama halnya seperti  petunjuk Jawatan Pos agar setiap orang (tanpa argumen) memasukkan suratnya ke kotak Pos yang telah tersedia dan surat itu pasti akan sampai ke tujuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun