Mohon tunggu...
Pak Suka
Pak Suka Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Berkebun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pakem Boyong Natapraja Berbek ke Nganjuk 1880-2024

24 Mei 2024   19:24 Diperbarui: 24 Mei 2024   20:09 2886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Replika Pendapa Kabupaten Berbek yang turut diarak pada Prosesi Boyong Natapraja

Kegiatan menyapu menggunakan sapu lidi memiliki filosofi untuk mengusir segala bentuk kotoran, baik kotoran yang tampak maupun tidak tampak.

Lampu minyak (damar ublik) yang dinyalakan dan turut mengitari rumah baru agar selalu mendapatkan pencerahan dalam hidup. Sedangkan air panguripan yang disiramkan pada keliling bangunan agar rumah yang hendak ditempati memiliki rasa aman dan nyaman, adem (sejuk), ayem (senang) dan tenteram.

Selanjutnya, juga ada ubarampe berupa seikat padi, batang tebu, kelapa dan kain merah putih. Ubarampe tersebut biasanya dipasang pada atap rumah baru. Makna dari pemasangan ubarampe seikat padi, batang tebu, kelapa dan kain merah putih  tersebut agar pemilik rumah baru mendapatkan kehidupan yang baik dan terjamin.

Sementara ada kain warna merah putih yang dipasang tepat di tengah atas atap rumah. Warna gula kelapa tersebut memiliki makna perjuangan. Pasalnya, pada pemerintahan Belanda pemasangan bendera merah putih secara terang-teranga adalah dilarang. Namun memasang bendera merah putih bersama seikat padi, batang tebu, dan kelapa pada tradisi slup-slupan tidak dicurigai.

Jadi, tradisi boyongan tidak hanya mengajarkan rasa syukur atas nikmat yang dilimpahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa berupa rumah baru dan keluarga yang menempati agar dijauhkan dari segala celaka dan mendapat keselamatan, juga secara implisit memiliki nilai nasionalisme agar tetap terjaga.

Sementara  pada tradisi Boyong Natapraja Berbek ke Nganjuk ini terdapat adegan slup-slupan sebagai berikut:

Nenek: Kulanuwun... kulanuwun... kulanuwun

Kakek: Inggih, sinten niki ?

Nenek: Kula tiyang ngumbara

Kakek: Panjenengan niki sejatose saking pundi lan bade tindak pundi? (Sang kakek sambil membukakan pintu)

Nenek: Kula niki saking tlatah Berbek. Menapa leres niki tlatah Nganjuk?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun