Mohon tunggu...
Ngalor Ngidoel
Ngalor Ngidoel Mohon Tunggu... Freelancer - Travellers

Travelling Everywhere Anytime till you drop www.ngalorngidoel.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Melongok Tempat Kelahiran Pancasila di Ende

1 Juni 2019   10:17 Diperbarui: 1 Juni 2019   14:37 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumur di Bagian Belakang Rumah (Dokumentasi pribadi)

Pohon Sukun Tempat Kelahiran Pancasila (Dokumentasi pribadi)
Pohon Sukun Tempat Kelahiran Pancasila (Dokumentasi pribadi)
Tak jauh dari rumah tersebut terdapat taman di mana Bung Karno biasa merenung di sebuah pohon sukun, yang kemudian dinamai Taman Renungan Pancasila. Di bawah pohon inilah dari hasil perenungan Bung Karno melahirkan Pancasila yang kemudian diucapkan dalam sidang BPUPKI tersebut. 

Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila merupakan hasil pemikiran Bung Karno selama masa pembuangan di Ende dan tercetus di taman ini ketika sedang melamun, membayangkan kampung halaman beliau di pulau Jawa.

Penanda Kelahiran Pancasila di Bawah Pohon (Dokumentasi pribadi)
Penanda Kelahiran Pancasila di Bawah Pohon (Dokumentasi pribadi)
Sayangnya pohon sukun yang asli tumbang karena diterpa angin kencang. Sebagai gantinya pada tahun 1981 ditanami pohon sukun baru untuk menggantikan pohon yang tumbang tersebut. Namun bentuknya diupayakan mirip yaitu memiliki 5 cabang sesuai dengan sila-sila dalam Pancasila. 

Untuk mengenang masa perenungan tersebut dibuatkan sebuah kursi besar dengan patung Bung Karno sedang duduk di atasnya. Dulu di depan taman tersebut terhampar pemandangan pantai yang indah. Namun sekarang sudah tertutup oleh bangunan yang berada di sekitar pelabuhan.

Patung Kursi dan Bung Karno di Taman Renungan Pancasila (Dokpri)
Patung Kursi dan Bung Karno di Taman Renungan Pancasila (Dokpri)
Tamannya sendiri cukup luas dan rindang sehingga menjadi tempat rendezvous buat warga kota. Setiap sore tampak ramai warga yang sedang berolahraga dan bermain, kebetulan di samping taman terdapat lapangan besar yang bisa digunakan untuk bermain sepakbola. Walau Ende hanya kota kecil, namun menyimpan sejarah besar bagi kemerdekaan negeri ini.

* * * *

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah. Sejarah akan selalu berulang, tinggal apakah kita akan mengambil pelajaran darinya atau mengulang kesalahan yang sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun