Mohon tunggu...
Ngalor Ngidoel
Ngalor Ngidoel Mohon Tunggu... Freelancer - Travellers

Travelling Everywhere Anytime till you drop www.ngalorngidoel.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Siak Sri Indrapura, Kota Bersejarah yang Terlupakan

17 Maret 2019   20:26 Diperbarui: 17 Maret 2019   20:55 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kami singgah sebentar untuk mengisi perut lapar dengan ikan Nila bakar yang diberi bumbu khas Minang. Maklum di wilayah Siak banyak juga bermukim suku Minang disamping Melayu dan Jawa serta Bugis yang merantau ke tanah ini.

Istana Siak Tampak Depan (Dokpri)
Istana Siak Tampak Depan (Dokpri)
Usai makan kami langsung menuju Istana Kesultanan Siak yang sangat terkenal itu. Bentuk istananya agak mirip dengan istana Deli di Medan dengan corak arsitektur khas Melayu dan Arab. 

Istananya sendiri terdiri dari dua lantai, lantai bawah untuk menerima tamu dan kegiatan resmi istana, lantai dua sebagai tempat tinggal raja. Untuk naik ke lantai atas terdapat tangga putar yang berada pada kedua sisi tengah di bagian belakang bangunan istana.

Ruang Sultan Menerima Tamu (Dokpri)
Ruang Sultan Menerima Tamu (Dokpri)
Ruang Rapat di Sisi Kanan Istana (Dokpri)
Ruang Rapat di Sisi Kanan Istana (Dokpri)
Di dalam istana disimpan benda-benda peninggalan para sultan yang pernah berkuasa di istana tersebut termasuk sultan terakhir Syarif Kasim II yang tidak memiliki keturunan. 

Di samping beberapa meja rapat besar, di lantai bawah terdapat brankas yang hingga saat ini tidak bisa dibuka, dan gramofon khusus yang hanya ada dua dengan model yang sama, satu di Jerman dan satu lagi di istana ini. Gramofon ini masih bisa dimainkan dan masih ada koleksi piringan berukuran besar berisi lagu-lagu klasik era Beethoven dan Mozart.

Gramofon Merk Komet Peninggalan Sultan (Dokpri)
Gramofon Merk Komet Peninggalan Sultan (Dokpri)
Kumpulan Piringan Hitam (Dokpri)
Kumpulan Piringan Hitam (Dokpri)
Tak jauh dari istana terdapat kompleks makam Koto Tinggi yang merupakan tempat peristirahat para raja-raja Siak beserta para kerabatnya. Di bagian depan kompleks terdapat gudang mesiu yang berada di sudut jalan. Jalan sedikit ke arah timur terletak kota lama yang masih didominasi oleh kegiatan perdagangan hingga saat ini.

Kompleks Makam Raja-Raja Siak Koto Tinggi (Dokpri)
Kompleks Makam Raja-Raja Siak Koto Tinggi (Dokpri)
Waktu sudah menjelang sore ketika kami keluar dari area kompleks istana Siak. Mengingat waktu terbatas kami akhirnya memutuskan kembali ke kota Pekanbaru agar tidak terlalu malam tiba di sana. Sebenarnya masih ada beberapa situs lain seperti Balai Kerapatan Adat, kelenteng, gereja, dan tangsi Belanda, namun waktu jualah yang membuat kami tak sempat mengunjungi tempat-tempat tersebut.

Gudang Mesiu (Dokpri)
Gudang Mesiu (Dokpri)
Walau penuh dengan nuansa sejarah, kota ini termasuk sepi pada hari-hari biasa seperti yang saya kunjungi. Nyaris tidak ada aktivitas wisata di tempat tersebut, kecuali agak ramai di hari libur menurut penjaga tiket yang saya temui. 

Riau memang bukan destinasi wisata utama dan tidak termasuk dalam 10 besar daerah wisata unggulan, namun sebenarnya memiliki sejarah panjang kesultanan Melayu yang terkait dengan negeri tetangga. Siak Sri Indrapura menjadi kota sejarah yang terlupakan, terlindas oleh kemajuan zaman yang lebih memilih kota Perawang sebagai kota industri yang lebih ramai ketimbang Siak itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun