Ada banyak pesan kebajikan yang beliau ajarkan. Tidak semuanya dilafalkan secara lisan. Banyak yang diwujudkan dalam tindakan. Kami anak-anaknya menyaksikan, merenungkan, mengambil hikmah, dan menjadikannya model bagi perilaku hidup sehari-hari.
Pertama, sabar menjalani proses hidup. Ini benar-benar ajaran yang beliau ajarkan lewat teladan. Bahkan beliau nyaris tidak mendakwahkan kepada kami para anaknya.
Gaji sebagai guru PNS dengan pangkat yang tidak terlalu tinggi jelas jauh dari memadai. Saat itu belum ada sertifikasi. Jadi kesejahteraan guru masih jauh.
Bapak bersiasat. Lahan sempit sekitar rumah disulap sebagai kebun aneka sayur. Hasilnya, kebutuhan dapur nyaris selesai hanya dari sekitar rumah.
Kedua, teguh pendirian. Aku kadang berpikir tentang sumber keteguhan prinsip yang dimiliki Bapak. Salah satu yang aku dan adik-adikku merasakan adalah pentingnya pendidikan. Apa pun yang terjadi kami harus sekolah. Padahal kami tahu persis sering sekali uang tidak ada. Utang sana-sini menjadi tradisi. Tapi Bapak tetap teguh.
Kini aku sadar sepenuhnya bahwa hidupku dan adik-adikku adalah hasil dari kegigihan Bapak. Tanpa pendirian yang teguh, aku tidak bisa membayangkan hidupku sekarang ini.
Tulungagung. 4 Februari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H