Mohon tunggu...
Ngainun Naim
Ngainun Naim Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Penulis buku JEJAK INTELEKTUAL TERSERAK (2023). Dosen UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Jawa Timur. Pengelola http://www.spirit-literasi.id. dan http://www.ngainun-naim.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Mengenang Ibu, Menulis Buku tentang Ibu

21 Desember 2022   08:50 Diperbarui: 21 Desember 2022   09:00 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meluangkan Waktu

Menulis buku seorang diri bukan pekerjaan ringan. Bagi yang belum pernah menulis buku sama sekali, sangat mungkin buku tidak selesai-selesai. Bahkan mungkin sampai bertahun kemudian.

Ketika dulu belajar menulis buku, saya mengalaminya. Naskah itu rasanya tidak segera bertambah. Ada saja yang menjadi penghambatnya. Pada akhirnya memang naskah selesai ditulis dan terbit, namun itu membutuhkan waktu yang cukup panjang. Bukan hanya hitungan hari, minggu, atau bulan tetapi tahun.

Bagi yang sudah terbiasa menulis dan menerbitkan buku, tentu tidak terlalu banyak masalah yang dihadapi. Mereka yang sudah terbiasa menulis dan menerbitkan buku bisa menjalani aktivitas, meskipun mungkin kesibukannya padat merayap. Memang, menulis itu bukan persoalan sibuk atau menganggur tetapi persoalan kemauan untuk berkerya.

Banyak orang yang bermimpi untuk menulis saat nanti ada waktu senggang. Realitasnya kecil kemungkinan itu terjadi. Jika waktu senggang datang, biasanya akan dimanfaatkan untuk melakukan aktivitas lain yang lebih menarik. Tanpa disadari waktu luang telah habis dan belum satu kalimat pun yang dihasilkan.

Muncul lagi keinginan yang sama. Kali ini bukan waktu senggang, tetapi akhir pekan. Biasanya ada dua hari yang menjadi hak kita untuk istirahat setelah lima hari bekerja yang menyita energi. Wajar jika muncul keinginan untuk memanfaatkan akhir pekan dengan kegiatan menulis.

Realitasnya ternyata tidak juga seindah bayangan. Saat akhir pekan datang, waktu biasanya dimanfaatkan bersama dengan keluarga. Bisa rekreasi. Bisa juga dengan kegiatan bersama. Menulis? Biasanya sudah tidak masuk agenda lagi.

Begitulah yang biasanya terjadi. Jika dipahami secara baik, menulis itu bukan hanya soal waktu luang. Lebih tepatnya menulis itu soal bagaimana memiliki komitmen untuk menulis dengan meluangkan waktu. Jika ini yang menjadi dasar maka sesibuk apa pun akan tetap bisa menghasilkan tulisan. Mungkin sehari hanya satu paragraf saja. Namun ini dijalankan dengan penuh komitmen. Dalam sepuluh hari, sebuah artikel panjang akan mampu dihasilkan.

Menulis Bersama

Salah satu persoalan besar yang dihadapi oleh penulis pemula adalah percaya diri. Saat mulai menulis telah muncul aneka ragam ketakutan. Takut jika nanti tulisannya dibilang jelek. Takut jika dibaca oleh ahli dan dikritik. Takut jika tidak sesuai dengan harapan.

Ketakutan demi ketakutan itu akan terus datang dan menjadi tembok penghambat yang kokoh. Implikasinya, potensi menulis yang dimiliki tidak berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun