Bagaimana Pemerintah Dunia melakukan semua hegemoni ini? Tentu dengan dominasi kekuasaan yang lebih tinggi melakukan berbagai interpensi dan penghapusan jejak kejahatan sangatlah mudah, mereka Pemerintah Dunia memanipulasi berita dengan membayar jurnalis yang meliput berita, setiap berita yang berisikan keburukan Pemerintah Dunia harus dihapus tidak boleh tersebar, semua kejahatan Bajak Laut harus tersebar luas, dan jika ada bentrokan antara Pemerintah Dunia yang diwakili pionnya yaitu Angkatan Laut dengan Bajak Laut, maka Bajak Laut harus tampil sebagai penjahat dalam berita tersebut.Â
Angkatan Laut disiagakan di seluruh pelosok negeri dengan pangkalan-pangkalan militer yang besar, bahkan tidak jarang ada Angkatan Laut yang bertindak sewenang-wenang kepada masyarakat sipil, tapi mereka tidak bisa melawan sebab mereka bisa saja mati oleh Angkatan Laut, dan tidak akan ada satupun berita yang akan membicarakannya sehingga keburukan ini tidak akan tersebar, jadi mereka masyarakat sipil hanya bisa diam saja menerima keadaan.Â
Pemerintah Dunia juga membentuk pasukan kusus yang disebut sebagai Agen Rahasia, mereka diberikan misi kusus pembunuhan secara rahasia, dan sama tidak akan ada yang menyebarkan berita ini. Serta Pemerintah Dunia juga menggunakan para pemimpin negara-negara yang tergabung dalam aliansinya untuk memobilisisasi masyarakatnya.Â
Dengan menebar ketakutan-ketakutan teror Bajak Laut merupakan praktik yang sangat sempurna dari Pemerintah Dunia, dan dengan pengerahan elemen pemerintah, kita bisa mengatakan bahwa hegemoni yang dilakukan Pemerintah Dunia ini adalah Hegemoni total.
Banyak sekali kejahatan Pemerintah Dunia yang tidak pernah tersebar ke masyarakat sipil, Arc Luffy merekrut Zoro dan Frunky, serta pemusnahan pulau para ilmuan tempat tinggal Robin misalnya, masyarakat hanya menerima berita kejahatan Bajak Laut dan prestasi Angkatan Laut saja dalam menumpas kriminal.Â
Arc Alabasta menjadi kekonyolan dimana saat itu berita dirubah menjadi Angkatan Lautlah yang menyelamatkan negara Alabasta dari kudeta yang dilakukan oleh Crocodille padahal jelas bahwa yang menyelamatkan negara Alabasta adalah Luffy dan teman-temannya, hal serupa juga hampir terjadi saat luffy telah menumbangkan Doflamingo.Â
Cukup-cukup hanya ingin bilang saja jangan terlalu percaya pada media yang menjual dagangan Pemerintah Dunia, padahal si Kumis Putih saja telah memberikan banyak jasa pada masyarakat seperti menumpas kemiskinan, melindungi ras yang terdiskriminasi.
Dengan hegemoni yang sudah masif dan menancap di setiap pikiran masyarakat sipil tentu bukan hal yang mudah untuk melawannya, Gramsci mengatakan bahwa jalan yang perlu ditempuh adalah dengan menciptakan anti-thesa dari hegemoni yang ada atau counter hegemoni, singkatnya para Bajak Laut harus menciptakan hegemoni baru untuk melawan hegemoni yang diciptakan Pemerintah Dunia.
Perlawanan ini perlu dilakukan dengan cara penyadaran masyarakat, mulai dari penyadaran kelompok atas dirinya, sampai pada penyadaran dirinya atas gerakan, dengan salah satunya adalah melalui pemerataan intelektual, menurut gramsci kekayaan intelektual adalah kekayaan yang harus dimiliki setiap orang, Gramsci juga membedakan intelektual menjadi dua macam, yaitu intelektual tradisional dan intelektual organik.Â
Bisa dikatakan bahwa untuk melawan hegemoni pemerintah Dunia ini harus dengan adanya kesadaran bersama atas kenyataan dunia, dan sebagai jalan menempuhnya maka pengetahuan sangat penting, sehingga masyarakat sipil yang polos dalam serial One Piece memiliki kesadaran bahwa mereka telah termakan hegemoni Pemerintah Dunia dan para Bajak Laut dengan sigap akan menghancurkan hegemoni tersebut dengan lahirnya hegemoni tandingan, ya.. namun jauh sebelum kesana Pemerintah Dunia telah melarang berbagai jenis pengetahuan yang bisa mengantarkan pada realita yang sebenernya, seperti pelarangan mempelajari bahasa Kuno yang ada pada poneglyph, penghapusan abad kekosongan, juga kebenaran tentang harta karun One Piece dan isinya. Itulah pengetahuan, itulah kenyataan, itulah yang dibutuhkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H