Iklim dalam gaya berperang Sun Tzu adalah keadaan sekitar, misalnya cuaca, ketika musim hujan maka daratan akan basah dan mungkin banjir terjadi, akomodasi pasukan akan sedikit terhambat, oleh karena itu pemimpin harus bisa menerapkan strategi perang yang sesuai dengan musim hujan, sehingga musim daratan yang basah bisa menjadi keuntungan bagi pihaknya dan menjadi kerugian bagi pihak musuhnya.Â
Dalam organisasi ketika kita berbicara iklim, sebenarnya sama saja, yaitu keadaan sekitar, dan tambahannya adalah regulasi diluar struktural yang sedang berlaku, dan pemimpin (kabid) harus bisa menyesuaikan program kerjanya.Â
Kita ambil contoh sekarang sedang terjadi pandemi, maka tidaklah pantas apabila pemimpin (kabid) membuat sebuah program kerja lomba olahraga yang mengumpulkan banyak sekali kerumumanan, karena akan terjadi dua hal yang berdampak, pertama minat dari peserta yang kurang dan sanksi dari pemerintah. Maka yang pantas adalah membuat sebuah program yang selaras dengan pandemi, misal lomba online atau membuat galang dana untuk bakti sosial.
Lapangan dan Medang
Sun Tzu membedakan antara lapangan dan medan, lapang adalah sebuah wilayah secara luas dan medang adalah tempat dari lapangan tersebut yang akan dijadikan tempat bertempur, lapangan, medan, dan iklim sebenarnya memiliki satu kesatuan, dan dengan panglima yang hebat, panglima bisa menerapkan strategi yang menguntungkan pasukannya dan memilih tempat mana yang sekiranya menguntungkan apabila dijadikan medan pertempuran, dengan medan yang telah hafal dan terbiasa maka pasukan akan lebih leluasa dalam berperang, contohnya ketika perang geriliya pasukan indonesia bisa diunggulakan atas skutu karena pasukan indonesia lebih hafal medan dan dan lebih leluasa ketika berperang.Â
Jika kita menariknya dalam organisasi maka medan adalah kapan dan dimana kita akan menjalankan program kerja, dan pemimpin (kabid) yang hebat bisa memilih waktu dan tempat yang tepat untuk menerapkan program kerja tersebut, jika kita sedang berhadapan dengan organisasi yang menjadi kompetitor maka kita harus lebih cerdik dalam penempatan waktu, tempat dengan melihat situasi, bagaimana cara kita menarik peserta agar peserta lebih banyak tertarik kepada pihak kita, jelas ketika kita melihat situasi pasar maka harga tiket peserta yang lebih murah dan sesuai dengan apa yang akan kita berikan pada peserta akan membuat peserta lebih tertarik, beda ceritanya jika kita sudah memiliki pasar yang terdoktrin fasis terhadap kita, kemudian kapan kita akan menjalankan program tersebut, apakah sebelum atau sesudah acara milik kompetitor, dengan begitu kita tinggalah menyisakan kesan peserta, dengan kesan yang baik dari peserta kedepannya mereka tidak akan ragu lagi terhadap kita meskipun dari pihak kompetitor juga membuat acara yang tidak kalah menggiurkan.
Doktrin atau Hukum
Doktrin atau hukum yang dimaksud dalam gaya berperang Sun Tzu adalah regulasi yang berlaku, yang membahas mengenai imbalan dan hukuman, dengan demikian pasukan akan mengerti konsekuensi dari setiap tidakannya. Dalam organisasi doktrin atau hukum sama saja dengan perang, yaitu seperangkat aturan keorganisasian yang dimuat dalam AD/ART dan GBHO.Â
Dengan demikian setiap anggota organisasi akan mengerti tupoksinya, dan mengerti hukum dan imbalan untuk dirinya. Dengan aturan yang bagus dan dimengerti oleh setiap anggota maka setiap program kerja akan terlaksana dengan baik.
Kekuatan
Kekuatan dalam gaya berperang Sun Tzu adalah kuantitas, Sun Tzu tidak menafikan bahwa jumlah pasukan itu penting, pasukan yang lebih banyak akan lebih memiliki keleluasaan dalam mentatur strategi dan menjalankan peperangan, kita ambil contoh dengan pasukan yang lebih banyak maka sebuah negara akan lebih diunggulkan karena alutsista perang akan lebih bisa dioprasikan.Â