Yang terhormat kelahiranku
Segumpal tanah yang menjadi dagingku
Kedua orangtuaku yang budiman
Juga dukun bayi yang membantu mamaku lahiran
Pagi buta,
Sangking butanya entah pukul berapa
Kesekian kalianya, berkali-kali
Aku terperenjat dari tidur dan mimpi
Malam yang singkat itu terasa panjang
Napasku tersenggal saling berkejaran
Sebelum tidur tadi aku memohon kepada Tuhan
Bunga tidur macam apa yang aku harapkan
Aku berkhayal sebelum mata terpejam
Dalam mimpi pun aku masih berkhayal
Justru setelah bangun khayal itu merajam
Satu hari penuh aku berkhayal
Hari selanjutnya masih sama
Begitupun setelahnya
Juga sebelumnya
Hari-hariku tak jauh berbeda
Kehadiranmu bertubi-tubi mengejar jiwaku
Secara tak sadar kuterjemahkan sebagai
Maksud tuhan akan hidupku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H