Yang terhormat kelahiranku
Segumpal tanah yang menjadi dagingku
Kedua orangtuaku yang budiman
Juga dukun bayi yang membantu mamaku lahiran
Pagi buta,
Sangking butanya entah pukul berapa
Kesekian kalianya, berkali-kali
Aku terperenjat dari tidur dan mimpi
Malam yang singkat itu terasa panjang
Napasku tersenggal saling berkejaran
Sebelum tidur tadi aku memohon kepada Tuhan
Bunga tidur macam apa yang aku harapkan
Aku berkhayal sebelum mata terpejam
Dalam mimpi pun aku masih berkhayal
Justru setelah bangun khayal itu merajam
Satu hari penuh aku berkhayal
Hari selanjutnya masih sama
Begitupun setelahnya
Juga sebelumnya
Hari-hariku tak jauh berbeda
Kehadiranmu bertubi-tubi mengejar jiwaku
Secara tak sadar kuterjemahkan sebagai
Maksud tuhan akan hidupku.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI