Belakangan ini, kualitas perfilman Indonesia mengalami peningkatan yang cukup nampak dari beberapa aspek. Hal ini dapat dibuktikan dengan tayangan - tayangan film layar lebar karya anak bangsa yang semakin memperhatikan detail visual, audio, dan teknis - teknis lainnya yang mendukung terwujudnya kerapihan serta keindahan dari sebuah karya. Tentunya, ini adalah sebuah kabar baik bagi perkembangan ekosistem film negara kita, dan membuka peluang yang besar bagi para pendatang baru yang ingin mempelajari proses produksi karya film secara lebih mendalam.
Hal tersebut dapat membawa secercah harapan bagi jalannya pendidikan bangsa kita. Semakin banyak terciptanya SDM yang berkualitas dalam ranah produksi film, maka secara otomatis semakin meningkat pula grafik jumlah masyarakat yang mampu menempuh pendidikan layak, khususnya dalam bidang kesenian dan budaya.
Namun sayang, tak begitu banyak fasilitas yang disediakan oleh pihak swasta maupun negara yang mampu mendukung kemajuan - kemajuan tersebut. Padahal, jika kemajuan yang terjadi dapat didukung oleh fasilitas publik yang memadai, maka yang akan terjadi adalah kemajuan itu akan terjadi secara lebih cepat, yang berarti akan lebih banyak lagi SDM berkualitas dan terdidik yang tercipta dalam kurun waktu tertentu.
Film adalah bagian dari karya seni, dan seni masih menjadi hal yang dipandang sebelah mata oleh masyarakat kita sendiri. Seringkali, pihak pemerintah maupun para pengusaha / pemegang saham / kaum kapital terlalu memfokuskan prioritasnya kepada fasilitas yang tak begitu mempunyai tingkat urgensi yang tinggi, seperti peningkatan fasilitas taman, pembangunan spot selfie, perombakan tata artistik jembatan penyebrangan, dan lain sebagainya.
Memang benar bahwasanya hal - hal yang telah disebutkan di atas akan membawa dampak positif bagi perkembangan daerah, dan pasti berpengaruh juga kepada penilaian masyarakat terhadap kinerja pemerintah. Tetapi, seharusnya pembangunan itu dilakukan secara merata, secara fundamental. Bukan hanya terhadap hal - hal yang sebatas memperkuat “branding” dari sebuah daerah. Oleh karena itu, pembangunan bagi ranah kesenian (dalam hal ini, perfilman), perlu ditingkatkan lagi, karena ranah tersebut juga masih termasuk aspek yang ada sangkut pautnya dengan pendidikan.
Selain fasilitas yang kurang memadai, permasalahan yang dihadapi dalam pembuatan film adalah masalah perizinan dari warga sekitar. Banyak warga yang masih merasa bahwa produksi film itu mengganggu wilayah mereka, menciptakan kebisingan yang berakhir pada ketidaktertiban kondisi lingkungan sekitar, dan pada akhirnya tim produksi film harus memberikan “uang pelicin” bagi warga setempat agar bersedia untuk merestui dilaksanakannya kegiatan produksi.
Padahal, kegiatan shooting tak sampai dilakukan lebih dari setiap tahun, dan pastinya itu pun tidak ada sangkut pautnya dengan privasi warga sekitar. Semuanya berjalan beriring dan terstruktur, dan pastinya telah dirundingkan terebih dahulu sebelumnya oleh para kru. Andaikata ada barang yang berpindah posisi pun pada akhirnya akan kembali dipindahkan ke tempat semua, saat melakukan kegiatan “beres - beres”.
Secara tidak langsung, ini dapat menjadi bukti bahwa profesi dan bidang kesenian masih dipandang sebelah mata oleh khalayak umum. Masih banyak warga yang memerlukan edukasi dan sosialisasi lebih mengenai seni, termasuk di dalamnya edukasi mengenai seni rupa yang kemudian menjadi akar utama dari sebuah karya film. Tanpa memahami bahwa film adalah buah dari karya seni yang mengandung nilai apresiasi di dalamnya, sejauh apapun usaha akan sia - sia bagi mereka yang tak memahaminya.
Maka dari itulah kami menawarkan sebuah produk inovasi yang bernama “Studio Film Rekayasa”. Inovasi ini berangkat dari kesulitan dan juga problematika dalam mengurus perizinan set lokasi film, yang secara langsung berkaitan dengan kurangnya fasilitas publik bagi produksi film dan juga lingkungan yang mendukung untuk mewadahi berjalannya penciptaan sebuah karya.
Studio Film Rekayasa adalah bentuk dari produk inovasi yang berupa sebuah bangunan studio film, yang interiornya dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan produksi. Dengan adanya studio ini, tim produksi dapat memilih bagaimana latar yang seharusnya digunakan, benda - benda apa yang seharusnya ada dan tidak ada di dalam set, serta suasana adegan yang diinginkan.
Gedungnya terdiri dari dua lantai, dan di setiap lantainya terdapat ruang yang merupakan studio yang dapat diubah sedemikian rupa, sehingga sesuai dengan target dari adegan yang ada. Modifikasi dilakukan dengan cara membongkar dan memasang dinding studio. Hal tersebut mampu dilakukan oleh pengguna dikarenakan setiap sisi dari dinding tersebut merupakan tembok yang dapat dilepas dan dipindahkan, seperti layaknya mainan balok terkenal, LEGO. Terdapat pula fasilitas yang dapat digunakan pengguna untuk mendukung keperluan tambahan bagi penciptaan karya, seperti adanya green screen, bisa dipakai untuk karya - karya yang memerlukan efek visual khusus. Selain itu, ada juga ruang yang dapat digunakan untuk memfasilitasi kebutuhan fundamental kru.
Akan tetapi, sudah sewajarnya setiap fasilitas mempunyai kelebihan dan kekurangan. Untuk menjelaskannya, penulis akan merincikan analisis SWOT dari fasilitas ini.
Strength
Studio Film Rekayasa dapat menjadi sebuah aset yang mendukung berputarnya ekosistem film di daerah yang secara realita mempunyai fasilitas penunjang seni, khususnya karya film, yang kurang memadai serta kurang jumlah. Dengan berbagai fasilitas yang ada di Studio Film Rekayasa, hambatan - hambatan yang bersangkutan langsung maupun tidak langsung terhadap penciptaan karya film akan terminimalisir.
Set yang mudah dimodifikasi, membuat pengguna dapat merancang set lokasi yang sesuai dengan kebutuhan masing - masing mereka.
Terjalinnya kerjasama dengan mitra - mitra terkemuka, yang dapat membantu perkembangan fasilitas ini.
Weakness
Biaya operasional yang tinggi, membuat perusahaan penyedia fasilitas tidak dapat meraup keuntungan yang begitu banyak. Secara jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan terhambatnya pembangunan dan peningkatan fasilitas, yang bisa mengakibatkan penurunan jumlah peminat. Memang ada pilihan lain untuk mengambil keuntungan lebih banyak, yakni dengan cara menaikkan harga sewa. Namun, di sisi lain hal tersebut akan menjadi dilema untuk vendor penyedia fasilitas ini. Karena apabila harga yang ditawarkan terlalu tinggi nominalnya, maka akan berdampak pada penurunan jumlah pengguna, dikarenakan semakin sempitnya range harga yang terjangkau.
Adanya kecenderungan untuk mengalami ketergantungan kepada klien luar negeri, dikarenakan biasanya produksi film yang mereka lakukan akan digarap secara besar - besaran.
Ketatnya persaingan industri film.
Opportunity
Inovasi ini dapat meningkatkan jumlah produksi film di Asia Tenggara. Hal ini dikarenakan inovasi yang serupa dengan ini tak banyak dijumpai di khalayak umum, sehingga akan menjadi suatu peluang besar bila fasilitas yang ada di Studio Film Rekayasa benar - benar terwujud.
Terjalinnya kemitraan strategis pasar internasional, yang dapat mempercepat laju inovasi.
Inovasi ini mampu memperluas jangkauan produk karya film anak bangsa ke ranah mancanegara. Ini dikarenakan traffic yang terjadi di Studio Film Rekayasa bukan hanya di lingkup nasional, namun juga mencakup lintas negara.
Threat
Ketidakpastian ekonomi global, yang mampu berdampak secara tidak langsung kepada jumlah penjualan dalam kurun waktu tertentu.
Perkembangan dan persaingan teknologi yang semakin pesat, menyebabkan adanya ancaman yang berupa adanya kemungkinan inovasi - inovasi lain yang dapat menyerupai, atau bahkan melampaui Studio Film Rekayasa secara jangka panjang.
Ketatnya regulasi, yang menyebabkan terhambatnya proses pelaksanaan pemakaian fasilitas yang tersedia di Studio Film Rekayasa, ataupun berdampak secara tidak langsung terhadap kemajuan inovasi. Semakin ketat regulasi, maka akan semakin banyak lagi hal - hal yang harus dikurangi serta dialihkan.
Selain yang di atas, Studio Film Rekayasa juga mempunyai ancaman terbesar, yakni bangkrut, dan juga terjadinya kerugian yang dapat membuat inovasi ini mengalami krisis. Hal ini bisa disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Secara internal, ancaman ini bisa terjadi dikarenakan terjadinya kelalaian ataupun miss-manage dari pihak - pihak yang turut andil dalam menjalankan serta mengembangkan produk inovasi ini. Secara eksternal, ancaman bisa saja datang ketika terjadinya penurunan jumlah penyewa, kerusakan fasilitas yang disebabkan oleh hal - hal yang berada di luar lingkup internal, ataupun terjadinya krisis global, seperti contohnya pandemi Covid - 19 yang melanda dunia pada tahun 2020 silam.
Setelah membaca rincian yang tertera di atas, dapat disimpulkan bahwa Studio Film Rekayasa adalah sebuah inovasi yang dicetuskan dengan tujuan mendukung berputarnya ekosistem film, serta mendorong roda kemajuan bagi peradaban film. Hal ini akan sangat berkaitan secara tidak langsung kepada terwujudnya visi pembangunan pendidikan nasional.
Dengan adanya kebutuhan dengan skala besar yang mencari orang - orang yang mampu bekerja secara kompeten, maka otomatis pihak - pihak tertentu akan melakukan pengembangan diri baik secara kognitif maupun secara personal dengan berbondong - bondong. Penemuan ini juga merupakan inovasi yang berdasarkan dengan tingkat peningkatan serta pengembangan yang tinggi, sehingga membutuhkan sumber daya manusia yang mampu berpikir secara kreatif dan out of the box. Ini akan berujung pada semakin banyaknya sumber daya manusia yang memiliki kualitas tinggi.
Selain kemajuan pendidikan nasional yang terwujud oleh adanya peningkatan SDM yang bermutu, kemajuan pendidikan dari segi kualitas karya cipta pun dapat dijadikan acuan seberapa jauh inovasi yang telah terwujud dalam skala nasional. Studio Film Rekayasa dapat mendukung kemajuan ini, dikarenakan fasilitas - fasilitas yang tersedia di dalamnya akan mempermudah pembuat karya film dalam mewujudkan ide - idenya, sehingga intensitas dari terjadinya penemuan - penemuan terbaru akan semakin sering terjadi. Ini dapat mendorong terciptanya output - output kreatif yang berupa inovasi baru.
Jika berbicara tentang inovasi, memang tak akan ada habis - habisnya penemuan - penemuan baru yang tercipta atau terkonsep di seluruh daerah yang ada di berbagai belahan bumi. Setiap individu mempunyai ide dan gagasannya masing - masing yang akan menjadi sangat menarik apabila gagasan tersebut dapat didiskusikan. Namun, sebaik - baiknya sebuah ide, akan lebih baik apabila ide tersebut mampu terwujud menjadi sebuah bentuk nyata. Terwujudnya ide - ide mutakhir dan terbaru akan sangat mendukung kemajuan pendidikan sebuah bangsa, dan akan terus mendorong pembangunan dengan skala nasional. Dengan adanya temuan - temuan yang mampu memfasilitasi segala bentuk kemajuan yang terjadi, termasuk di ranah kesenian seperti contohnya film, sumber daya yang berkualitas dan penuh wawasan, inovasi yang terjadi secara intens, dan terciptanya produk - produk kreatif, maka indikasi meningkatnya kualitas pendidikan suatu bangsa akan terlihat secara jelas, serta dampaknya mampu dirasakan oleh banyak pihak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H